Simak Rencana dan Strategi Bisnis Bank Neo Commerce di Bawah Kepemimpinan Eri Budiono



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) kini di berada di bawah nakhoda Eri Budiono sebagai Direktur Utama, sesuai dengan keputusan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Di bawah kepemimpinannya, Eri Budiono menyampaikan sejumlah rencana dan strategi Bank Neo Commerce ke depannya dalam memaksimalkan upaya menggenjot kinerja di sisa empat bulan terakhir di tahun 2024 demi mencatatkan profitabilitas yang lebih baik. 

Yakni dengan fokus untuk mencapai pendapatan optimal dengan menaikkan pertumbuhan aset melalui penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK).


Baca Juga: Bank Digital Mulai Melirik Penyaluran Kredit Segmen UMKM

"Fokus utama kami adalah pertumbuhan aset harus naik, dan meningkatkan fee based income dengan mengoptimalkan transaksi klien/nasabah seperti dari transaksi top up pembayaran listrik, pembayaran pajak, hingga transaksi terkait kebutuhan sehari-hari nasabah," ungkap Eri kepada Kontan saat ditemui dalam wawancara Ekslusif di Jakarta, Kamis (29/8).

Selain itu Eri juga menyebut pihaknya akan memperhatikan biaya-biaya keluar.

"Kami juga bermain di Kredit Tanpa Agunan (KTA), yang diperhatikan adalah credit cost-nya," tambah Eri.

Saat ini, Bank Neo Commerce akan fokus pada meningkatkan sosialisasi ke pasar akan produk-produk kredit yang dimiliki bank. Pasalnya, selama ini Eri menyebut Bank Neo Commerce dikenal hanya bermain di segmen individu atau consumer, padahal juga sudah memberikan akses pembiayaan untuk UMKM, komersial, dan korporasi,

"Ini juga merupakan diversifikasi dari produk kredit Bank Neo Commerce, sekaligus dapat mengoptimalkan revenue, karena seluruh pendapatan bunga dari kredit seluruhnya langsung masuk ke Bank Neo Commerce," ungkap Eri.

Baca Juga: Sah! Eri Budiono Jadi Direktur Utama Bank Neo Commerce (BBYB)

Tahun ini, Eri menyebut Bank Neo Commerce tiap bulannya sudah mencatatkan laba bersih meskipun masih tipis, hal ini terlihat dari laba bersih Bank Neo Commerce pada Kuartal I-2024 yang sebesar Rp 14,23 miliar. 

Namun adanya penurunan asset pada April 2024, membuat Bank Neo Commerce kemudian kembali mencatatkan kerugian.

Ke depan, Bank Neo Commerce akan mengembangkan fitur Neo Bisnis yang khusus untuk merchant UMKM, sehingga nantinya UMKM juga bisa mengakses kredit modal kerja secara langsung dari Bank Neo Commerce dengan proses pengajuan yang mudah.

Selain itu, Eri menyebut pihaknya juga akan menambah preferensi opsi untuk produk investasi nasabah,sehingga lebih banyak pilihan bagi nasabah untuk berinvestasi di reksadana maupun bank insurance. 

Membuka Peluang Kredit Sindikasi 

Sebagai bank digital yang belum lama ini menyasar segmen kredit korporasi, Bank Neo Commerce masih terus berupaya melakukan brand awarness terkait layanan dan pembiayaan kredit yang diberikan untuk menjangkau nasabah-nasabah korporasi.

Dengan demikian, Eri mengatakan pihaknya berharap dan terbuka untuk menerima kerja sama dengan bank-bank lainnya untuk memberikan kredit sindikasi. 

Baca Juga: Melihat Permodalan Bank-bank Digital di Semester I-2024, Siapa yang Paling Kuat?

"Yang penting adalah kita makin dikenal, dengan demikian bank lain bisa mengajak Bank Neo untuk deal sindikasi," ungkap Eri.

Dalam memberikan kredit korporasi, Bank Neo Commerce tetap akan menerapkan prinsip kehati-hatian dengan menyasar sektor-sektor industri produktif.

Hingga Juli 2024, Bank Neo Commerce telah menyalurkan kredit modal kerja senilai total Rp 350 miliar kepada beberapa nasabah korporasi sebagai langkah strategis yang dilakukan perseroan dalam bersinergi bersama para mitra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi