Simak rencana ekspansi Dewata Freight International (DEAL) di tahun 2019 ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Resmi menjadi perusahaan terbuka pada awal November 2018, PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) yang bergerak dibidang jasa transportasi (freight forwarding) akan siapkan ekspansi dengan mengembangkan bisnis logistik energi seiring dengan anak usaha yang akan membangun Independent Power Producer (IPP) yang berbasis gas di tahun 2019 ini.

Dari hajatan initial public offering, DEAL berhasil meraup dana segar, sebesar Rp 45 miliar. Berdasarkan prospektus dana sebesar Rp 16 miliar akan digunakan untuk penyertaan modal pada anak perusahaan DEAL, yang bernama PT Dewata Makmur Bersama (DMB). Kegiatan usaha DMB adalah perdagangan,tetapi ke depan akan fokus pada kegiatan usaha EPC (Engineering Procurement, dan Construction).

Sekedar informasi, DEAL juga memiliki anak perusahaan yang bernama PT Arrow Chain Management Logistics dan memiliki kegiatan usaha jasa transportasi. Kelak, dana Rp 16 miliar yang disuntikkan ke DMB akan digunakan untuk membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang berada di Tulang Bawang, Lampung dan Tarakan.


Sedikit gambaran, sinergi DEAL dengan DMB terjadi dimana DMN mengerjakan EPC dan perseroan melalukan pengangkutan alat-alat beratnya. DMB sendiri fokus dalam kegiatan usahanya di sektor penyedia jasa listrik sebagai bagian dari industri logistik.

Direktur Keuangan DEAL Nurhasanah mengatakan jika proyek Independent Power Producer (IPP) rampung maka DEAL akan menjalankan usaha logistik energi seperti batubara dan gas dari DMB. "Di tahun ini ekspansi DEAL adalah masuk ke logistik energi," kata Nurhasanah, Jumat (8/2).

Presiden Direktur DEAL Bimada menambahkan di tahun ini DEAL akan mengembangkan bisnis logistik di sektor transportasi pertamabangan. Dengan adanya IPP yang berbasis gas maka DEAL jadi memiliki peluang untuk mengangkut transportasi gas.

Sekedar informasi, DMB telah menyelesaikan proyek EPC penyediaan listrik di Jailolo dan Bacan di Provinsi Maluku. DMB juga telah menandatangani MoU pembangunan PLTMG Tulang Bawang, Lampung dengan perkiraan perkerjaan dimulai di tahun ini dan selesai di 2020.

Selama ini DEAL telah menyediakan usaha logistik berskla besar seperti pengiriman pembangkit listrik, petrokimia, dan industri berat lainnya. Selain itu, DEAL juga melakukan pengiriman kargo berukuran besar dan berat dengan memanfaatkan kapal, truck, tongkang, LCT, serta kereta api multi gandar.

Pengiriman domestik antar pulau, ocean freight service, air cargo service, customs clearance dan manajemen pergudagangan dan distribusi pun DEAL siap layani.

Untuk capex di tahun ini, Nurhasanah mengatakan jumlahnya sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk menambah armada DEAL.

Nurhasanah mengatakan prospek industri logistik tidak akan pernah mati karena selama ada manusia maka kegiatan perpindahan pasti akan terjadi.

Dalam prospektus dijelaskan pertumbuhan perseroan tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi global maupun domestik. Pulihnya ekspor impor mendorong laju permintaan terhadap jasa freight forwading yang disediakan DEAL.

DEAL berencana meningkatkan utilitas dalam pengelolaan dana. Beberapa proyek yang sedang dijalankan DEAL adalah proyek LRT, SSP, serta proyek fleet yang akan dijalankan perseoran di tahun ini. Proyek fleet merupakan investasi untuk pembelian fleet trailer untuk mengirim kontainer dari dan ke pelabuhan dan gudang importir maupun eksportir.

DEAL menargetkan di tahun ini pendapatan bisa tumbuh 84% menjadi Rp 347 miliar dari estimasi pendapatan di tahun lalu yang mencapai Rp 187 miliar. Target tersebut diproyeksikan akan terdorong dari diversifikasi pendapatan transportasi sebesar 71%, logistik dan pergudangan 20% serta lain-lain sebanyak 9%. Pendapatan lain-lain sebagian besar berasal dari kegiatan EPC perusahaan DMB sebesar 25 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi