KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) telah menyusun rencana strategis dan outlook kinerja untuk 10 tahun ke depan. Guna mencapai target tersebut, RAJA memiliki sejumlah proyek strategis dan agenda ekspansi untuk menopang pertumbuhan bisnisnya. Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi mengungkapkan bisnis utama saat ini yakni upstream, midstream dan downstream di sektor minyak dan gas (migas) masih akan menjadi tulang punggung hingga tahun 2034. Kontribusi terhadap pendapatan RAJA dari lini bisnis ini diperkirakan mencapai 60%.
RAJA Chart by TradingView RAJA akan mengucurkan investasi sekitar US$ 28 juta - US$ 30 juta untuk menggarap proyek yang ditargetkan mencapai COD pada kuartal IV-2025. Dengan kontrak berdurasi lima tahun, proyek ini diproyeksikan akan berkontribusi sekitar US$ 50 juta bagi pendapatan RAJA. Ketiga, RAJA sedang melakukan studi kelayakan untuk pembangunan LNG Terminal. Sumantri belum merinci mengenai detail investasi, rencana pembangunan dan mitra strategis dalam proyek ini. Tapi, dia menegaskan LNG Terminal merupakan proyek penting untuk menangkap prospek permintaan LNG di wilayah Jawa. "Kami masih melakukan studi kelayakan untuk melihat lokasi yang tepat, studi pasar dan studi potensi supply yang akan diserap untuk melayani permintaan. Jawa Barat menjadi salah satu potensi cukup besar untuk kami pilih," terang Sumantri. Keempat, RAJA bersama mitra tengah melakukan studi kelayakan untuk membangun gas supply facility di Kalimantan. Sumatri pun belum membeberkan detail dari proyek ini. "Bergantung dari hasil studi kelayakan, karena menyangkut kekuatan pasokan gas, tingkat permintaan dan kesepakatan harga dengan potensial buyer," imbuhnya. Kelima, RAJA sedang dalam tahap akhir proses pembelian participating interest blok migas serta tahap akhir proses akuisisi proyek hilir migas di Indonesia bagian timur. "Kami berhati-hati karena harus melihat seluruh potensi dan risiko yang mungkin muncul dari keputusan investasi ini, mengingat skalanya cukup besar," ujar Sumantri. Keenam, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). RAJA bersama mitra dari Timur Tengah mengikuti tender PLTS dari PT PLN (Persero) di beberapa wilayah. RAJA melirik empat daerah potensial di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten. Baca Juga: Rukun Raharja (RAJA) Berpeluang Raup Rp 225 Miliar dari Proyek Pipa BBM di Kaltim Sumantri menargetkan RAJA setidaknya bisa menggarap dua lokasi dengan kapasitas masing-masing sekitar 90 Megawatt (MW) hingga 100 MW. Dia belum membuka terkait mitra RAJA dalam pembangunan PLTS ini, maupun investasi yang disiapkan. Sumantri hanya memberikan gambaran dari rule of thumb proyek PLTS, di mana investasi yang diperlukan per 1 MW sekitar US$ 1,5 juta - US$ 2 juta. Dus, investasi yang diperlukan untuk membangun PLTS sebesar 100 MW mencapai US$ 150 juta - US$ 200 juta. "Tetapi soal berapa investasi RAJA, itu sangat tergantung dengan persentase keikutsertaan di dalam proyek tersebut, karena nanti akan ada beberapa pihak yang akan masuk di dalam investasi ini," kata Sumatri. Sementara itu, untuk proyek blue ammonia yang akan digarap RAJA, rule of thumb investasi bisa mencapai US$ 800 juta - US$ 900 juta untuk membangun kapasitas 700.000 metrik ton per tahun. Namun, detail investasi baru akan diketahui saat studi telah rampung hingga masuk ke tahapan Final Investment Decision (FID). Di sisi lain, secara kinerja, pendapatan dan laba bersih RAJA kompak menanjak dengan kenaikan pendapatan 67,15% secara tahunan dari US$ 73,89 juta menjadi US$ 123,51 juta hingga Juni 2024. RAJA meraih laba bersih senilai US$ 14,29 juta pada semester I-2024, atau tumbuh 55,32% dibandingkan keuntungan US$ 9,20 juta pada periode yang sama tahun lalu. Baca Juga: RAJA Lewat Anak Usahanya Dapat Kontrak Proyek Pipa BBM di Kalimantan Timur Direktur Rukun Raharja, Ogi Rulino mengungkapkan bahwa pendapatan RAJA berasal dari sumber yang sifatnya berkelanjutan, yakni dari kontrak-kontrak jangka panjang dengan rata-rata durasi 10 tahun. "Jadi (kinerja positif) akan berlanjut ke depannya. Bukan dari yang sifatnya siklikal, naik-turun tergantung harga komoditas, tapi ini solid dan berkelanjutan," tandas Ogi. Sedangkan Djauhar memberikan gambaran kinerja kuartal III-2024 cenderung stabil dibandingkan dengan dua kuartal sebelumnya. Djauhar juga menaksir kinerja RAJA bakal stabil di kuartal IV-2024. "Mudah-mudahan bisa stabil (sampai akhir tahun), sehingga bisa mencapai pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tahun lalu," tandas Djauhar. Dari sisi pergerakan saham, RAJA menutup perdagangan Rabu (16/10) dengan penguatan 5,39% ke level Rp 1.955 per saham. Secara year to date, RAJA mengakumulasi kenaikan sebesar 38,65%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Anna Suci Perwitasari