KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perbankan masih akan banyak meramaikan aksi korporasi lewat mekanisme penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue. Tujuannya untuk memperkuat permodalan dalam menjalankan usahanya. Lewat
rights issue, bank yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa mendapatkan pendanaan untuk memperkuat modal dengan biaya yang murah. Bank tidak perlu dibebani bunga. Salah satu yang berencana untuk melakukan
rights issue tahun ini adalah PT Bank Mayapada Tbk (MAYA). Bank kategori BUKU III ini akan menerbitkan saham baru dengan HMETD pada kuartal III-2019 mendatang.
"Pemegang saham berencana melakukan
rights issue kurang lebih Rp 2 triliun," kata Hariyono Tjahjarijadi, Direktur Utama Bank Mayapada kepada Kontan.co.id, Jumat (1/3). Rencananya, pelaksanaan
rights issue tersebut akan menggunakan laporan keuangan semester I-2019. Seluruh dana segar yang akan diraup dari aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk penguatan modal Bank Mayapada dalam menjalankan usahanya. Adapun rasio kecukupan modal atau
Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Mayapada saat ini sekitar 16%-17%. Lalu, PT Bank Harda International Tbk (BBHI) juga berencana memperkuat permodalan tahun ini. Pasalnya, tahun lalu bank ini hanya berhasil merealisasikan
rights issue Rp 33 miliar dari target sebelumnya Rp 100 miliar. Bank Harda akan terus mencari pendanaan untuk memperbesar ruang mereka melakukan pengembangan bisnis. Namun, perusahaan belum bisa memastikan apakah penguatan modal tersebut akan dilakukan lewat
rights issue. Untuk
rights issue kami belum dapat update dari pemegang saham pengendali (PSP)," kata Yohanes Simon, Direktur Bank Harda. Yohanes menambahkan, saat ini pemegang saham pengendali Bank Harda sebetulnya sedang melakukan penjajakan dengan beberapa investor strategis untuk masuk melakukan penguatan modal. Posisi CAR BBHI saat ini berada di kisaran 17%. Kemudian, ada PT Bank MNC International Tbk (BABP) yang sudah mengagendakan rencana
rights issue tahun ini, sekaligus juga akan melakukan
private placement atau penambahan modal tanpa HMETD tahun ini. Berdasarkan keterbukaan informasinya, untuk
rights issue, Bank MNC akan menerbitkan sebanyak-banyak 4,12 miliar sagam seri B dengan nominla Rp 50 dan waran seri V yang dapat ditukar dengan satu saham seri B. Seluruh dana
rights issue itu akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan agar bisa meningkatkan aset produktif lewat pemberian kredit, penempatan dana, dan pembelian surat berharga.
Sementara lewat private placement, Bank MNC akan menjual sebanyak-banyaknya 2,17 miliar saham atau setara 10% dari seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh. Sebelumnya, PT China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR) juga mengungkapkan adanya rencana
rights issue tahun ini. Direktur Keuangan Bank CCB Indonesia Chandra Siagian mengatakan, rencana itu ditujukan untuk mencapai targetnya menjadi bank BUKU III dari saat ini masih kategori BUKU II. Mereka menargetkan kuartal I-2019 sudah mendapat izin dari pemegang saham. Namun pada akhir Februari lalu, MCOR telah menerbitkan surat berharga subordinasi (
subdebt) sebesar US$ 50 juta yang diambil langsung
(subscribed) atau dibeli oleh China Construction Bank Corporation (CCBC), sebagai pemegang saham mayoritas perseroan dengan kepemilikan 60%. Saat dikonfirmasi apakah dengan penerbitan
subdebt tersebut rencana
rights issue masih tetap berjalan atau tidak, manajemen Bank CCB Indonesia belum bersedia menjawab. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi