KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed telah melakukan quantitative easing (QE) secara masif sejak Maret 2020 untuk memberikan stimulus pada ekonomi AS.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya, menjelaskan, secara historikal, QE dapat mendorong pasar saham reli sejalan dengan dana hasil QE yang masuk ke pasar negara berkembang termasuk Indonesia. Namun, sejak QE ketiga kali yang dilakukan oleh The Fed, belum ada dana yang masuk ke Indonesia.
"Maka dari itu, kami pikir QE The Fed yang masif memiliki dampak yang terbatas di ekuitas Indonesia, pun demikian bila The Fed memperlambat QE," jelas Hariyanto dalam risetnya, Minggu (12/7).
Baca Juga: Meski dibayangi harga batubara, analis ini kerek rekomendasi ADRO dari hold ke buy Di sisi lain, Indonesia memiliki kondisi yang sama dengan AS dalam hal kenaikan harian jumlah kasus Covid-19. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) masih membukukan penurunan sejak awal tahun, sementara S&P 500 telah menunjukkan kinerja positif. Saat ini, jumlah kasus terbesar di Indonesia berada di Jawa Timur yang memiliki kontribusi sekitar 14,9% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 dan Jakarta yang memiliki kontribusi sekitar 16,6%. Dengan kondisi tersebut, Haryanto memprediksi IHSG akan cenderung tenang di tengah meningkatnya kasus Covid-19 mengingat pemulihan pertumbuhan ekonomi di semester II-2020 kecuali Indonesia menerapkan pembatasan sosial lagi. IHSG sempat menyentuh level terendahnya di 3.937 pada Maret 2020 sebelum pulih di kondisi saat ini. Belajar dari pengalaman resesi lalu pada 1998, 2001 dan 2008, pergerakan IHSG akan cenderung mendahului kemerosotan dalam pertumbuhan ekonomi kuartalan.
Sementara itu, Ekonom Mirrae Asset, Anthony Kevin, berpendapat bahwa PDB di kuartal III-2020 bakal tumbuh 0,92% secara tahunan (yoy), lebih baik daripada kuartal II-2020 yang turun 2,87% yoy karena kegiatan ekonomi telah dimulai kembali sejak pembatasan sosial skala besar (PSBB) dilonggarkan pada bulan Juni.
Baca Juga: Kinerja ADRO diramal tertekan harga batubara, ini rekomendasi analis Oleh karena itu, walaupun ada volatilitas yang tinggi pada IHSG dalam pemulihannya, Haryanto memprediksi pemulihan baru-baru ini akan berkelanjutan, dan level IHSG bulan Maret di 3.937 merupakan titik terendah IHSG pada tahun 2020. Target akhir dari target IHSG kami yang direvisi tahun 2020 adalah 5.400 dari sebelumnya 5.180.
Editor: Noverius Laoli