KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten telah merilis kinerja keuangan untuk kinerja kuartal III-2018, termasuk di antaranya emiten-emiten yang tergabung dalam bisnis usaha Salim Group. Tak semua emiten grup ini mencetak kinerja mantap. Beberapa emiten Grup Salim adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Mino, Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan dari beberapa emiten tersebut yang membukukan kinerja cukup bagus hanya ICBP, IMAS, IMJS dan ROTI. Sementara yang lain masih di bawah ekspektasi seperti INDF dan sisanya belum merilis kinerja keuangan kuartal III-2018. "Dari emiten di atas, menurut saya yang paling menarik adalah ICBP. Alasannya karena kinerja keuangannya masih solid dan prospek kedepannya bagus serta harga sahamnya yang bersifat defensif. Selain ICBP ada juga ROTI yang berhasil membukukan kenaikan laba di sembilan bulan terakhir, setelah sebelumnya mengalami penurunan laba bersih," kata Mino, Rabu (31/10). Mino bilang, meski akhir-akhir ini harga CPO dalam tren penurunan, emiten yang bergerak dan ada kaitannya dengan bisnis CPO juga masih merupakan bisnis yang berprospek cerah dan cukup bagus. "INDF, SIMP dan LSIP di luar ekspetasi jika dilihat dari segi membukukan kenaikan laba bersih," kata Mino Mino merekomendasikan untuk buy saham ICBP dengan target harga Rp 10.150 dan hold saham ROTI dengan target harga Rp 1.010 per saham. Kepala Riset Narada Asset Management, Kiswoyo Adi Joe menilai, INDF mencatat penurunan laba dan pendapatan yang naik tipis dari sisi Bogasari yang berproduksi menggunakan gandum. "Gandum 100% impor dan beberapa waktu sebelumnya kita tahu bagaimana dollar terus menguat. Tetapi saya rasa tekanan ini tidak akan berlangsung lama bagi INDF. Selain itu price per book value (PBV) juga cukup murah," kata Kiswoyo Kiswoyo merekomendasikan saham INDF, ICBP dan LSIP dengan target harga untuk 12 bulan ke depan masing-masing Rp 8.100, Rp 10.000 dan Rp 1.800. "ICBP kinerjanya cukup bagus, namun LSIP juga masih menarik meski net profit lagi jatuh. Memang lagi ada masalah terkait harga CPO. Namun permintaan biodisel cukup besar dan diharapakan bisa diserap 100%, lalu juga lagi mencari pasar baru sehingga bisa membantu kinerja ke depan," kata Kiswoyo. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatakan pendapatan Rp 54,74 triliun di sembilan bulan pertama 2018, tumbuh 3,05% dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar 53,12 triliun. Meski mengalami kenaikan pendapatan, laba periode berjalan INDF turun 13,50% menjadi Rp 2,82 triliun dari periode sebelumnya senilai Rp 3,26 triliun. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) untuk penjualan neto konsolidasi bertumbuh 7,5% menjadi Rp 29,48 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu Rp 27,43 triliun. Begitu juga dengan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 14,6% menjadi Rp 3,48 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,04 triliun. Akibat penurunan harga minyak sawit mentah, penjualan LSIP turun sebesar 19,61% menjadi Rp 2,87 triliun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 3,57 triliun. Sedangkan untuk laba kotor turun sebanyak 40,11% dari tahun 2017 sebesar Rp 986,7 miliar menjadi Rp 590,9 pada 2018. Terakhir, ROTI yang membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,98 triliun. Jumlah tersebut naik 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat, Rp 1,82 triliun. Laba bersih ROTI tergerus 8,7% menjadi Rp 71,67 miliar di mana pada kuartal ketiga tahun lalu perseroan mencatatkan laba bersih Rp 78,01 miliar.
Simak saham-saham Grup Salim yang masih layak dikoleksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten telah merilis kinerja keuangan untuk kinerja kuartal III-2018, termasuk di antaranya emiten-emiten yang tergabung dalam bisnis usaha Salim Group. Tak semua emiten grup ini mencetak kinerja mantap. Beberapa emiten Grup Salim adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Mino, Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan dari beberapa emiten tersebut yang membukukan kinerja cukup bagus hanya ICBP, IMAS, IMJS dan ROTI. Sementara yang lain masih di bawah ekspektasi seperti INDF dan sisanya belum merilis kinerja keuangan kuartal III-2018. "Dari emiten di atas, menurut saya yang paling menarik adalah ICBP. Alasannya karena kinerja keuangannya masih solid dan prospek kedepannya bagus serta harga sahamnya yang bersifat defensif. Selain ICBP ada juga ROTI yang berhasil membukukan kenaikan laba di sembilan bulan terakhir, setelah sebelumnya mengalami penurunan laba bersih," kata Mino, Rabu (31/10). Mino bilang, meski akhir-akhir ini harga CPO dalam tren penurunan, emiten yang bergerak dan ada kaitannya dengan bisnis CPO juga masih merupakan bisnis yang berprospek cerah dan cukup bagus. "INDF, SIMP dan LSIP di luar ekspetasi jika dilihat dari segi membukukan kenaikan laba bersih," kata Mino Mino merekomendasikan untuk buy saham ICBP dengan target harga Rp 10.150 dan hold saham ROTI dengan target harga Rp 1.010 per saham. Kepala Riset Narada Asset Management, Kiswoyo Adi Joe menilai, INDF mencatat penurunan laba dan pendapatan yang naik tipis dari sisi Bogasari yang berproduksi menggunakan gandum. "Gandum 100% impor dan beberapa waktu sebelumnya kita tahu bagaimana dollar terus menguat. Tetapi saya rasa tekanan ini tidak akan berlangsung lama bagi INDF. Selain itu price per book value (PBV) juga cukup murah," kata Kiswoyo Kiswoyo merekomendasikan saham INDF, ICBP dan LSIP dengan target harga untuk 12 bulan ke depan masing-masing Rp 8.100, Rp 10.000 dan Rp 1.800. "ICBP kinerjanya cukup bagus, namun LSIP juga masih menarik meski net profit lagi jatuh. Memang lagi ada masalah terkait harga CPO. Namun permintaan biodisel cukup besar dan diharapakan bisa diserap 100%, lalu juga lagi mencari pasar baru sehingga bisa membantu kinerja ke depan," kata Kiswoyo. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatakan pendapatan Rp 54,74 triliun di sembilan bulan pertama 2018, tumbuh 3,05% dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar 53,12 triliun. Meski mengalami kenaikan pendapatan, laba periode berjalan INDF turun 13,50% menjadi Rp 2,82 triliun dari periode sebelumnya senilai Rp 3,26 triliun. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) untuk penjualan neto konsolidasi bertumbuh 7,5% menjadi Rp 29,48 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu Rp 27,43 triliun. Begitu juga dengan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 14,6% menjadi Rp 3,48 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,04 triliun. Akibat penurunan harga minyak sawit mentah, penjualan LSIP turun sebesar 19,61% menjadi Rp 2,87 triliun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 3,57 triliun. Sedangkan untuk laba kotor turun sebanyak 40,11% dari tahun 2017 sebesar Rp 986,7 miliar menjadi Rp 590,9 pada 2018. Terakhir, ROTI yang membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,98 triliun. Jumlah tersebut naik 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat, Rp 1,82 triliun. Laba bersih ROTI tergerus 8,7% menjadi Rp 71,67 miliar di mana pada kuartal ketiga tahun lalu perseroan mencatatkan laba bersih Rp 78,01 miliar.