Simak saham-saham ini diuntungkan saat PMI Manufaktur Indonesia naik



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kondisi bisnis di sektor manufaktur menunjukkan perbaikan di penghujung tahun 2020. Ini tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit yang berada di atas level 50 selama dua bulan terakhir. 

Di bulan Desember 2020, IHS Markit mencatat PMI Manufaktur Indonesia berada di  51,3. Level ini meningkat dari bulan November 2020 yang berada di 50,6. 

Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengungkapkan, penguatan indeks selama dua bulan berturut-turut menandakan adanya ekspansi pertumbuhan gross domestic product (GDP) global. Adapun pertumbuhan ini terpacu oleh pemulihan ekonomi China pasca pandemi virus corona (Covid-19). 


"Dan terlihat manufaktur tumbuh ketika penurunan impor barang modal tidak setajam di kuartal II dan kuartal III-2020," ujarnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/1). 

Baca Juga: PMI Manufaktur meningkat, begini prospek saham sektor manufaktur

Oleh karena pemulihan ekonomi global, Janson memperkirakan sektor manufaktur akan lebih ekspansif. Khususnya, untuk emiten yang memiliki orientasi ekspor seperti PT  Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dan PT Astra International Tbk (ASII). 

Terhadap ketiga saham tersebut, Janson merekomendasi buy on weaknes. Untuk SRIL investor bisa masuk di harga Rp 250 dengan target harga Rp 350. Rekomendasi yang sama juga berlaku untuk ASII di harga Rp 5.800 dengan target harga Rp 6.800. 

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, tidak semua  bisnis di sektor manufaktur memang bisa menguat. Salah satu bisnis yang memiliki prospek adalah otomotif, mengingat penjualannya mulai pulih di penghujung 2020. 

Oleh karenanya, di sektor manufaktur Wawan menjagokan saham ASII dengan target harga di sekitar Rp 7.000 untuk jangka waktu hingga akhir tahun 2021. Akan tetapi Wawan meningkatkan,  pemulihan di bisnis otomotif sangat bergantung pada kondisi kesehatan masyarakat. Adapun untuk tahun ini kondisi kesehatan masyarakat berpotensi membaik mengingat vaksin Covid-19 yang mulai didistribusikan. 

"Itu bisa memberikan kepastian kepada masyarakat. Distribusi dan efektivitas vaksin bisa diharapkan untuk peningkatan aktivitas masyarakat," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/1). 

Baca Juga: Masih diselimuti sentimen PSBB, IHSG diproyeksi melemah pada Kamis (7/1)

Di sisi lain, Wawan mengamati perusahaan-perusahaan manufaktur yang berkaitan dengan bidang kesehatan juga atraktif. Sebab kondisi pandemi Covid-19 yang masih membayangi, sehingga masih menjadi peluang bagi emiten-emiten kesehatan. Hanya saja untuk saat ini Wawan mengamati, saham-saham kesehatan sudah terlalu mahal sehingga belum akan merekomendasikannya. 

"Untuk saham-saham berkaitan dengan kesehatan saya sarankan kalau memang tertarik untuk diversifikasi saja. Jangan yang utama," jelas dia. 

Saran serupa juga berlaku untuk saham-saham manufaktur khususnya barang konsumen. Oleh karena sifatnya yang defensif, Wawan melihat pergerakan harganya tidak akan signifikan tahun ini. 

Selanjutnya: Ini daftar daerah di Jawa-Bali dengan PSBB ketat per 11-25 Januari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari