JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi akan menguat pada akhir tahun ini mengindikasikan potensi return reksadana saham yang masih terbuka lebar. Hanya saja menurut Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati, IHSG akan bergerak fluktuatif mengikuti perkembangan sentimen global dan domestik pada tahun ini. Lalu bagaimana strategi investor menghadapi kondisi ini? Vilia mengatakan meskipun fluktuatif sepanjang 2015, investor reksadana saham tidak disarankan untuk keluar masuk mengikuti pasar. Alasannya, manajer inevstasi (MI) akan membebani biaya pembelian dan penjualan unit penyertaan yang rata-rata 1% hingga 2%. “Hal tersebut justru membuat return yang didapat investor menjadi tidak maksimal,” ujar Vilia. Ia menyarankan agar investor menahan dana investasi reksadana sahamnya dalam jangka panjang. Saat IHSG tengah terkoreksi, Vilia bahkan menyarankan agar investor membeli unit penyertaan reksadana saham secara bertahap sehingga mendapat NAB/UP yang rendah.
Simak saran bagi investor reksadana saham
JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi akan menguat pada akhir tahun ini mengindikasikan potensi return reksadana saham yang masih terbuka lebar. Hanya saja menurut Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati, IHSG akan bergerak fluktuatif mengikuti perkembangan sentimen global dan domestik pada tahun ini. Lalu bagaimana strategi investor menghadapi kondisi ini? Vilia mengatakan meskipun fluktuatif sepanjang 2015, investor reksadana saham tidak disarankan untuk keluar masuk mengikuti pasar. Alasannya, manajer inevstasi (MI) akan membebani biaya pembelian dan penjualan unit penyertaan yang rata-rata 1% hingga 2%. “Hal tersebut justru membuat return yang didapat investor menjadi tidak maksimal,” ujar Vilia. Ia menyarankan agar investor menahan dana investasi reksadana sahamnya dalam jangka panjang. Saat IHSG tengah terkoreksi, Vilia bahkan menyarankan agar investor membeli unit penyertaan reksadana saham secara bertahap sehingga mendapat NAB/UP yang rendah.