KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah punya beberapa cara untuk memperkecil
current account deficit (CAD). Bank Indonesia (BI) mencatat, defisit transaksi berjalan atau
current account deficit (CAD) kuartal II-2018 sebesar US$ 8 miliar atau 3,0% dari PDB. Setidaknya empat langkah yang telah disusun pemerintah.
Pertama, penggunaan biodiesel B20 untuk solar PSO dan non PSO.
Kedua, peningkatan sektor pariwisata untuk menarik devisa dari wisatawan asing.
Ketiga, meningkatkan penggunaan komponen lokal (TKDN).
Keempat, meningkatkan daya dorong belanja pemerintah untuk menggerakkan ekonomi domestik.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Aida Budiman mengatakan, empat langkah yang ditempuh oleh pemerintah ini bisa memperkecil CAD, tetapi belum cukup. Sebab, masih ada aspek lainnya yang tak boleh dilupakan, yakni memperbaiki transaksi modal dan finansial. “Yang tidak boleh lupa adalah kita perbaiki
financial account-nya, yakni dengan memastikan ikim investasi kita, karena di situ masuk FDI dan portofolio
investment sehingga tidak bisa begitu saja,” ujar Aida di Yogyakarta, Selasa (28/8). Dalam data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2018, transaksi modal dan finansial mengalami surplus US$ 4 miliar, lebih besar dibandingkan kuartal I-2018 yang surplus sebesar US$ 2,4 miliar. Meski begitu, surplus tersebut belum cukup untuk membiayai defisit pada neraca transaksi berjalan atau CAD sehingga pada kuartal II-2018, NPI secara keseluruhan mengalami defisit sebesar US$ 4,3 miliar. Aida melanjutkan, BI sudah mengambil langkah terkait hal ini. Dengan demikian, empat kebijakan dari pemerintah dan langkah-langkah yang dilakukan oleh BI perlu dilihat menjadi satu kesatuan. “Ini harus kita lihat dalam satu paket,” ujarnya. Salah satu langkah yang dilakukan oleh BI adalah relaksasi transaksi hedging swap. “Kami lakukan pendalaman pasar keuangan. Kemarin ada (relaksasi)
swap. Kami juga menambah instrumen pasar keuangan,” kata Aida. Selain itu, BI juga telah mereaktivasi Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 bulan dan 12 bulan pada Senin (23/7). Meski sejauh ini investor asing terlihat belum menyerbu SBI. Berdasarkan catatan BI, defisit transaksi berjalan di kuartal II-2018 yang sebesar 3% dari PDB didorong oleh aktivitas ekonomi domestik yang meningkat, serta penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah kenaikan defisit neraca perdagangan migas.
Peningkatan defisit transaksi berjalan dipengaruhi penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah kenaikan defisit neraca perdagangan migas. Sementara, penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas terutama disebabkan naiknya impor bahan baku dan barang modal, sebagai dampak dari kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat di tengah ekspor nonmigas yang turun. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi naiknya impor migas seiring kenaikan harga minyak global dan permintaan yang lebih tinggi saat lebaran dan libur sekolah. Selain itu, pada kuartal II-2018, sesuai dengan pola musimannya, terjadi peningkatan pembayaran dividen sehingga turut meningkatkan defisit neraca pendapatan primer. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi