KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) menguat 74,21 poin atau 1,07% ke level 6.992,39, mendekati level
all time high pada Rabu (16/3). Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat penguatan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa Amerika Serikat (AS) dan Asia yang juga kompak menguat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ini. Penurunan harga minyak mengurangi tekanan inflasi di AS. Di sisi lain, Federal Reserve merealisasikan kenaikan suku bunga 25 basis points pada rapat yang berakhir semalam. "Pasar juga akan melihat rilis data penjualan retail di AS," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/3).
Herditya menyebut IHSG berpeluang kembali menguat pada Kamis (17/3). Dia mengatakan, IHSG akan menguji
resistance di 6.996-7.000 dengan sekaligus
support di 6.894. Baca Juga:
Jelang Bulan Ramadan, Saham Sektor Barang Konsumsi Ini Layak Dicermati Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan bahwa pasar Asia termasuk Indonesia yang serempak menguat dipengaruhi juga oleh sentimen positif adanya pembicaraan damai dari konflik Rusia dan Ukraina. "Selain itu dari China dengan adanya pernyataan bank sentral dan pemerintah yang menjanjikan kestabilan pasar saham dan juga dukungan terhadap perekonomian," imbuh Ivan. Ivan memproyeksikan IHSG memiliki peluang untuk menembus
resistance 6.997 dan berikutnya
resistance baru pada 7.067. Sedangkan
support terdekat berada di level 6.900.
Baca Juga: Fed Hikes Interest Rates, Signals Aggressive Fight Against Inflation Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengungkapkan, IHSG Kamis (17/3) berpotensi menguji level psikologis 7.000 hingga 7.020. Hal ini seiring berlanjutnya
net buy investor asing di perdagangan Rabu (16/3), terutama pada saham-saham
bluechip dan defensif. Valdy memprediksi level IHSG
resistance di 7.000, pivot pada 5.970, dan
support di 6.920. Adapun pelaku pasar mengantisipasi pengumuman hasil Federal Open Market Committee (FOMC) dan pandangan The Fed terkait outlook ekonomi pada Kamis (17/3) dini hari WIB. Selanjutnya BI dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya pada Kamis (17/3) siang. "BI diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan, meski The Fed menaikkan suku bunga acuan pertama sejak 2018. BI telah melakukan normalisasi kebijakan dengan menaikkan GWM di 1 Maret 2022," kata Valdy.
Baca Juga: Wall Street Melonjak Jelang Pengumuman Kebijakan Suku Bunga The Fed Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki melihat kenaikan IHSG hari ini lebih pada sentimen domestik karena surplus data neraca perdagangan. Juga kejelasan terkait kenaikan Federal Funds Rate (FFR) sebanyak 25 bps. Untuk besok, Yaki memperkirakan IHSG akan berada di rentang 6.865-7.048. "Namun jika IHSG gagal break dan bertahan di atas 6.996-7.023, rawan
profit taking," ungkapnya. Dalam proyeksi ini, Yaki menjagokan saham
BRMS,
ERAA,
JPFA,
ANTM. Sedangkan Herditya menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham
BGTG,
EMTK,
ISSP, dan
IMJS.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Kembali Menguat Pada Kamis (17/3) Sementara itu, Valdy melihat
BBRI,
AALI,
LSIP,
SIMP,
SSMS, dan
PGAS dapat diperhatikan pelaku pasar, bersamaan dengan potensi
rebound lanjutan pada
UNTR,
ADRO, dan
ITMG pada Kamis (17/3). Adapun, Ivan melihat saham
BMRI menarik untuk dikoleksi dengan target harga di Rp 8.550. Kemudian
BBNI dengan target Rp 8.900 per saham,
ANTM di target Rp 2.600 per saham dan
AALI dengan target di Rp 13.000 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati