Simak sejumlah sentimen yang akan mewarnai pergerakan IHSG pekan Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,11% ke level 6.633,338 pada perdagangan Jumat (15/10). Dalam sepekan, IHSG berhasil menguat 2,34%.

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee menjelaskan, akan ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan ini.

Dari global, indeks di bursa Wall Street berhasil ditutup menguat tertopang oleh laporan kinerja keuangan emiten di kuartal ketiga tahun 2021 yang lebih baik dari perkiraan.


Beberapa emiten yang mulai melaporkan kinerja keuangannya antara lain Walgreens Boots Aliance, United Health, Bank of America dan yang lainnya. Dari delapan anggota Indeks S&P 500 yang telah melaporkan laba, semuanya mengalahkan ekspektasi laba per saham (EPS) dari perkiraan analis.

Selanjutnya, data ketenagakerjaan yang dilaporkan klaim pengangguran mingguan yang berakahir pada periode 9 Oktober 2021 tercatat sebanyak 293.000 lebih rendah dari periode sebelumnya di level 329.000 dan ekspektasi 318.000.

Baca Juga: IHSG berpeluang menguat terbatas pada Senin (18/10), simak sentimen yang mewarnai

Klaim pengangguran tersebut juga mencatatkan rekor klaim pengangguran di bawah 300,000 untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 terjadi. Ini merupakan level terendah dalam 19 bulan terakhir.  Pekan lalu Kementerian Tenaga Kerja USA melaporkan data nonfarm payrolls hanya naik 194.000 pekerjaan di periode September lebih rendah dibandingkan 366.000 (direvisi naik dari sebelumnya 235.000) pada Agustus.

Tetapi angka pengangguran turun ke level 4,8%. "Data klaim pengangguran mingguan yang membaik mengkonfirmasi perbaikan pasar tenaga kerja Amerika Serikat," kata Hans dalam risetnya, Minggu (17/10).

Ia menambahkan, investor juga mencemaskan kenaikan inflasi yang disebabkan oleh krisis energi global, kemacetan rantai pasokan dan kekurangan tenaga kerja yang memperlambat rebound laba perusahaan dari guncangan pandemi.

Hans menambahkan, pergerakan IHSG juga akan diwarnai oleh isu terkait krisis energi. Pasar energi terfokus pada bagaimana krisis pasokan akan mempengaruhi permintaan minyak, terutama di ekonomi terbesar kedua dunia China. Krisis energi yang parah mencengkeram China saat ini.

Dari dalam negeri, rilis laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan neraca perdagangan pada September 2021 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,37 miliar. Tren surplus berlanjut sejak Mei 2020 dan telah mengalami surplus selama 17 bulan berturut-turut.

Kinerja surplus neraca perdagangan yang impresif tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor Indonesia pada September 2021 dengan mencapai US$ 20,60 miliar, meningkat double digit sebesar 47,64% (yoy), ini tidak terlepas dari kenaikan harga komoditas global yang menguntungkan bagi Indonesia.

Hans menjelaskan, hal ini mengkonfirmasi pemulihan ekonomi Indonesia. Sebelumya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali berada pada zona ekspansif yakni 52,2 pada September 2021, naik dari bulan sebelumnya yang berada di level 43,7.

Level PMI Indonesia di bulan September 2021 lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, seperti Filipina (50,9), Thailand (48,9), Malaysia (48,1), Myanmar (41,1), dan Vietnam (40,2).

Pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia di tengah penurunan kasus yang stabil, mampu mendorong sektor manufaktur untuk kembali bertumbuh.

Secara keseluruhan, kinerja keuangan emiten di beberapa bursa global diprediksi akan mempengaruhi pergerakan pasar saham pekan ini. Kepastian kapan tapering akan dilakukan terlihat tidak membuat pasar panik, bahkan di respon positif oleh pelaku pasar.

"Tapering kali ini tidak akan terlalu negatif bagi pasar keuangan global termasuk pasar keuangan Indonesia," tambahnya.

Data dalam negeri Indonesia cukup baik juga memberikan sentimen positif untuk IHSG. 

Hans meramal IHSG berpeluang konsolidasi melemah akibat aksi profit taking dengan support di level 6.552 sampai 6.436 dan resistance di level 6.680 sampai 6.800.

Selanjutnya: IHSG diramal menguat, simak rekomendasi saham hari ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi