Simak sentimen pendorong harga minyak WTI betah bertengger di atas US$ 61 per barel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pemulihan ekonomi global dan pasokan minyak yang terganggu membawa harga minyak dunia meroket.

Mengutip Bloomberg, Rabu (24/2) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2021 di pasar Nymex ada di level US$ 61,16 per barel. 

Dengan posisi tersebut, sebenarnya harga minyak WTI melemah 0,83% dibanding penutupan sesi sebelumnya yang berada di US$ 61,67 per barel. Harga minyak pun sempat berada di level terbaiknya pada perdagangan Senin (22/2) saat menyentuh US$ 61,70 per barel. 


Walau begitu, harga minyak tetap berpotensi lanjutkan penguatan. Ibrahim Assuabi, Direktur TRFX Garuda Berjangka mengatakan, terdapat beberapa faktor yang membuat harga minyak dalam tren naik. 

Pertama, distribusi vaksin virus corona yang terus berkembang, mengindikasikan pertumbuhan ekonom global akan segera terjadi. 

Kedua, musim dingin ekstrem yang terjadi di Texas, Amerika Serikat (AS) membawa masalah pada pengoperasian kilang minyak di sana. Pembekuan yang terjadi di Texas membuat sedikitnya 2 juta barel per hari minyak  tidak dapat diolah. 

Baca Juga: Harga emas menguat usai dolar AS dan yield US Treasury kembali tergelincir

"Musim dingin membuat kilang minyak di AS membutuhkan waktu lama untuk kembali beroperasi dan buat harga minyak naik," kata Ibrahim, Selasa (23/2). 

Ketiga, pelaku pasar memproyeksikan data cadangan minyak AS di yang rilis pekan ini diproyeksikan turun. Suplai yang turun akhirnya membuat harga emas hitam ini kembali perkasa. 

Keempat, Ibrahim melihat masalah geopolitik di kawasan Timur Tengah antara Arab Saudi-Iran-Yaman turut menopang harga minyak.

Ibrahim memproyeksikan harga minyak WTI pada kuartal I ini akan bergerak ke level US$ 65 per barel. Sementara hingga akhir tahun, harga minyak berpotensi melaju ke US$ 70 per barel. 

Risiko penurunan harga minyak bisa terjadi bila kilang minyak di Texas kembali beroperasi. Selain itu, bila ternyata ekonomi belum membaik maka permintaan minyak masih akan menurun. Penurunan harga minyak bisa menyentuh US$ 56 per barel. 

Selanjutnya: Harga minyak tergelincir setelah stok AS naik, WTI ke US$ 61,12 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari