KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksi kembali melemah pada perdagangan hari ini (20/8). Faktor utama pelemahan rupiah datang dari keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) yang masih berlanjut. Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, ekspektasi tapering yang dilakukan Federal Reserve (The Fed) pada tahun ini, masih jadi penyokong utama penguatan the greenback. Selain itu, faktor pandemi Covid-19 varian Delta yang masih menerpa global, turut menguntungkan dolar AS yang merupakan aset safe haven.
“Ditambah lagi ekspektasi data klaim pengangguran AS mingguan, yang diperkirakan kembali turun dari 375.000 pekerja menjadi 365.000 pekerja,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, kemarin (19/8). Baca Juga: Simak sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah pada Jumat (20/8) Sementara dari dalam negeri, Nanang melihat sentimen datang dari Bank Indonesia (BI) yang kembali mempertahankan suku bunga acuannya di angka 3,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG). Selain itu, rencana pemerintah menaikkan kembali tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok pada tahun 2022 turut mempengaruhi pergerakan rupiah.