Simak sentimen yang menjadi penggerak rupiah di pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menguat dan menembus ke bawah level Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) di awal pekan, rupiah malah loyo pada penutupan Jumat (8/1).

Merujuk Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,79% ke Rp 14.020 per dolar AS. Walau demikian, dalam sepekan rupiah masih mencatatkan penguatan sebesar 0,21%.

Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah juga mencatatkan pelemahan. Mata uang Garuda ini melemah 0,86% ke level Rp 14.058 per dolar AS. Sama halnya dengan pasar spor, rupiah di kurs Jisdor masih menguat dalam sepekan, yakni sebesar 0,33%.


Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, dalam sepekan ini pasar diwarnai oleh banyak sentimen positif maupun negatif. Tak mengherankan jika akhirnya pergerakan rupiah cukup bervariatif pada sepekan ini.

Baca Juga: Investor bargain hunting dolar AS, rupiah melemah ke Rp 14.020 per dolar AS

Sentimen positif yang mendukung rupiah adalah optimisme pemulihan ekonomi global, perkembangan vaksin, keputusan Arab Saudi pangkas produksi minyak mentah dan pelemahan dolar AS.

“Namun, dengan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di pulau Jawa dan Bali, perkembangan Brexit dan yang terakhir adalah kejadian protes di Capitol Hill menjadi pemberat kinerja rupiah,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/1).

Walaupun penguatan rupiah terpangkas di akhir pekan dan kembali ke atas Rp 14.000 per dolar AS, Josua bilang kondisi di pasar keuangan domestik masih cukup baik. 

Semisal di pasar saham seiring IHSG tercatat menguat 4,7% dalam sepekan dan ditutup di level 6.258. Sementara itu, kepemilikan investor asing pada SBN juga tercatat meningkat pada awal tahun ini sebesar US$ 535 juta.

“Padahal imbal hasil SUN dengan tenor 10 tahun tercatat meningkat 26 bps dalam sepekan menjadi 6,14%. Peningkatan yield US Treasury diperkirakan cenderung membatasi penguatan di pasar SBN domestik,” pungkas Josua.

Selanjutnya: Tak bertenaga, rupiah ditutup melemah ke Rp 14.020 per dolar AS pada hari ini (8/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari