Simak strategi Bank BTN dalam memanfaatkan ekosistem digital di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan perusahaan rintisan atau start up memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perbankan, termasuk PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Untuk itu, Bank BTN mendukung inovasi dalam bidang pengembangan digitalisasi dan layanan yang mendukung bisnis perbankan dan perumahan.

Salah satu wujud nyatanya adalah upaya Bank BTN menggelar sejumlah perhelatan yang mendorong kreatifitas start up. Setelah sukses menggelar Mortgage Hackathon pada awal tahun, kini Bank BTN mendukung acara Digital Start Up Connect 2018.

“Dengan jumlah pengguna internet yang terus meningkat di Indonesia, perkembangan start up semakin pesat, terutama e-commerce dan financial technology. Karena itu perbankan harus memanfaatkan mereka sebagai peluang bisnis sekaligus mitra untuk meningkatkan layanan digital perbankan,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono di sela-sela acara Digital Start Up Connect 2018 di Jakarta, yang merupakan kolaborasi antara Bank BTN dengan Plug n Play dan Young On Top, Jumat (7/12).


Pada acara ini, Maryono menyampaikan sejumlah strategi Bank BTN memanfaatkan perkembangan ekosistem digital di Indonesia.

Pertama, bermitra dengan Plug n Play Indonesia dalam mencari perusahaan-perusahaan start up yang akan dijadikan sebagai strategic partner Bank BTN untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan Bank BTN dalam bertransformasi digital.

“Disrupsi ekonomi tidak dapat dihindari, selain mengoptimalkan perputaran dana dari para unicorn di ekosistem digital, perbankan pun harus fleksibel membuka peluang kerjasama dengan start up dan fintech untuk meningkatkan service excellence layanan perbankan; yang berdampak pada peningkatan customer trust dan peningkatan fee based income,” kata Maryono.

Kedua, penguatan e-channel. Maryono menjelaskan, Bank BTN fokus meningkatkan kolaborasi dengan e-commerce dan fintech. Salah satunya dengan menjadi e-commerce acquirer mengingat transaksi e-commerce di Indonesia tumbuh sangat pesat.Tren ke depan, e-commerce diramalkan akan terus mendominasi perkembangan start up di Indonesia bersama dengan financial technology.

Berdasarkan riset Google dan Temasek Holding, ekonomi digital e-commerce di Indonesia bisa menyentuh angka US$ 53 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut lebih dari separuh angka ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan Google & Temasek akan menyentuh US$ 100 miliar pada tahun 2025. Sementara nilai pinjaman fintech terus meningkat. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akumulasi jumlah pinjaman sejak tahun 2016 hingga bulan Juli 2018 tercatat sebesar Rp 9,21 triliun atau meningkat 259,36% (year to date).

“Kebutuhan dana dan kredit akan terus meningkat, karena itu bank harus cepat beradaptasi dengan perkembangan technology digital bersaing dengan maraknya peminat fintech, Bank BTN berencana membuat aplikasi bergerak atau mobile apps untuk agen laku pandai dan digital on boarding untuk aplikasi kredit maupun pembukaan rekening,” kata Maryono.

Sebagai informasi, laku pandai adalah layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif, yaitu program OJK untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerjasama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Sementara digital on boarding adalah layanan yang mengintegrasikan teknologi milik fintech berupa proses digital authentication dengan produk tabungan ataupun credit scoring dengan produk kredit Bank BTN.

“Start Up harus dirangkul perbankan, karena menguntungkan perbankan dan yang terpenting mempermudah masyarakat menikmati akses layanan perbankan yang mereka butuhkan,” tutup Maryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi