Simak strategi Bank Mandiri mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus mendorong pendanaan perbankan kepada sektor ekonomi kreatif. Direktur Akses Permodalan Bekraf Yuke Sri Rahayu mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan perbankan bisa memberikan pendanaan lebih dari Rp 5 triliun.

“Tahun lalu dari catatan kami, pendanaan dari bank mencapai Rp 4,9 triliun, dan sebesar Rp 4,4 triliun pada 2017. Tahun ini targetnya di atas Rp 5 triliun,” kata Yuke kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Nilai pendanaan tersebut menurut Yuke berasal dari empat bank pelat merah, dan satu bank swasta. di sisi lain, Yuke memang tak menampik ada pula pendanaan yang berasal dari non perbankan. Misalnya dari perusahaan modal ventura, maupun crowdfunding. Meski tak dapat merincinya, Yuke bilang pendanaan dari perbankan masih mendominasi.


Sementara dilihat dari sektornya, Yuke bilang tiga sektor ekonomi kreatif utama: fesyen, kuliner, dan kriya masih jadi yang sektor terbesar yang mendapat pendanaan dari bank. “Makanya kami juga mulai mendorong perbankan mulai ke sektor lain, misalnya aplikasi, gim, di luar tiga sektor utama tersebut,” lanjutnya.

Nah, hal ini juga yang jadi salah satu strategi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dalam mendukung ekonomi kreatif berbasis digital. Melalui anak perusahaan modal ventura, yaitu PT Mandiri Capital Indonesia, bank berlogo pita emas ini kerap menyuntik dana kepada perusahaan rintisan (startup).

“Melalui Mandiri Capital kami juga melakukan chip in (penyertaan modal) untuk perusahaan rintisan yang kami nilai punya potensi besar,” Kata Vice President Retail Deposit & Product & Solution Bank Mandiri Oki Daniar.

Mandiri Capital yang telah berdiri sejak 2016 sendiri telah menyalurkan pendanaan kepada 10 perusahaan rintisan, dan 14 perusahaan yang masih dalam tahap inkubasi. dari jumlah perusahaan tersebut, Mandiri Capital telah merealisasikan komitmen pendanaan sebesar Rp 392,5 miliar.

Sedangkan secara konvensional, bank berlogo pita emas ini disebut Oki pada 2018 lalu telah menyalurkan kredit kepada 27.000 nasabah UKM dengan nilai mencapai RP 55 triliun lebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi