Simak strategi bisnis Millennium Pharmacon International (SDPC) pada tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mewujudkan target pertumbuhan kinerja di sepanjang tahun ini. 

Direktur Utama SDPC, Ahmad bin Abu Bakar mengatakan untuk meraih peluang bisnis di 2021, SDPC fokus menjajaki prinsipal untuk alat kesehatan, over the counter (OTC) dan non-resep serta herbal. 

Kendati tidak memerinci berapa prinsipal baru yang akan ditambah di tahun ini, SDPC akan melaksanakan strategi lainnya yakni merebut dan meningkatkan market share dari existing prinsipals dibandingkan dengan kompetitor. Kemudian, meningkatkan service level ke prinsipal dan outlet.  "Kami juga akan menguatkan arus kas, memastikan inventori sesuai permintaan pasar, serta meningkatkan efisiensi melalui process automation," kata Ahmad kepada Kontan.co.id, Jumat (30/5). 


Baca Juga: Simak realisasi kinerja operasional Perusahaan Gas Negara (PGAS) per Maret 2021

Lewat strategi tersebut, SDPC membidik pertumbuhan penjualan di kisaran 8% hingga 10% yoy di sepanjang tahun ini. Ahmad mengakui target tersebut adalah hasil revisi target pertumbuhan penjualan yang sudah disampaikan pada Januari 2021 yang diproyeksikan mampu tumbuh hingga 18% yoy. 

Ahmad bilang target sebelumnya adalah berdasarkan bisnis yang diharapkan dapat kembali normal di 2021. "Tapi setelah melihat hasil kuartal I 2021 dan Pandemi Covid-19 masih berlanjut, maka target 8%-10% dianggap lebih achievable," ujarnya. 

Tahun ini SDPC menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 10 miliar yang sumber dananya diperoleh dari kas internal perusahaan. Dana capex tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan sistem IT, peremajaan kendaraan operasional, hingga renovasi kantor atau gudang cabang perusahaan.

Disepanjang 2020, SDPC membukukan kinerja profitabilitas yang mengalami penurunan penjualan sebesar 3,05% yoy menjadi Rp2,64 triliun. Hal ini berpengaruh kepada kinerja laba tahun berjalan SDPC yang turun menjadi Rp 2,8 miliar di tahun 2020 dari posisi tahun sebelumnya senilai Rp 7,88 miliar.

Adapun pencapaian penjualan dan laba tahun berjalan tersebut lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan SDPC sebelumnya yakni masing-masing sebesar Rp 3,19 triliun dan Rp 16,68 miliar. 

Baca Juga: Laba Indopoly Swakarsa (IPOL) naik 110,05% di kuartal I tahun ini

Ahmad menjelaskan kinerja di tahun lalu terdampak pandemi Covid-19. Adapun penjualan obat ethical atau resep menurun drastis yang kontribusinya hampir 70% ke penjualan, maka dampak penurunan terhadap total pendapatan diakui Ahmad sangat signifikan. 

Ahmad memaparkan turunnya volume pasien reguler atau yang bukan pasien Covid-19 ke rumah sakit pemerintah dan swasta membuat permintaan obat ikut berkurang. Selain itu, volume resep juga menurun, maka Apotik mengurang pembelian stok ke perusahaan. Di tahun lalu, daya beli masyarakat melemah akibat PHK masal. 

Selanjutnya: Transcoal Pacific (TCPI) targetkan penambahan kapal baru hingga 6 armada di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi