Simak strategi bisnis Panorama Sentrawisata (PANR) untuk tahun 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) di tahun ini masih bergantung pada kebijakan yang akan diambil pemerintah terkait industri pariwisata. Meski demikian, perusahaan sudah siap untuk melakukan aktifitas bisnisnya kembali demi mengerek kinerjanya. 

Anastasia Xenia, Corporate Secretary PANR mengatakan, perusahaan juga telah mengadopsi protokol kesehatan pada bisnis perusahaan melalui ‘Panorama SIAP’ (Sehat, Indah, Aman, Peduli). 

“Kami juga sudah mendapat sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) sesuai standar Kemenparekraf dan safe travel dari WTTC melalui pilar bisnis kami, sektor inbound yaitu PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (27/4). 


Adapun, manajemen juga telah menyiapkan beberapa strategi bisnis untuk mengerek kinerja di tahun ini. Seperti, menyiapkan paket liburan domestik ke beragam destinasi zona hijau, mengembangkan produk-produk, serta membangun online digital platform untuk memberikan kemudahan akses kepada masyarakat terhadap produk-produknya. 

Xenia menambahkan, beragam paket liburan domestik yang ditawarkan oleh anak usahanya yakni melalui PT Panorama JTB Tours Indonesia. Upaya tersebut dilakukan untuk menggaet wisatawan domestik. 

“seperti menghadirkan paket overland tour trans Jawa dengan menggunakan bus Panorama, ke Bali, Lombok, Yogya, Labuan Bajo-Komodo, Danau Toba dengan berbagai variasi harga,” tambahnya. 

PANR juga berharap, rencana pemerintah untuk kembali membuka Bali bagi wisatawan mancanegara di bulan Juni atau Juli mendatang dapat terealisasikan. Apalagi program vaksinasi yang telah dilakukan secara masif di Indonesia maupun di negara-negara lainnya sudah dijalankan. 

Baca Juga: Panorama Sentrawisata (PANR) sambut positif rencana pemerintah buka akses bagi wisman

 
PANR Chart by TradingView

“Sehingga kami berharap upaya itu akan efektif menurunkan kasus Covid-19 sehingga dapat menjadi game changer pemulihan industri pariwisata di Indonesia maupun secara global,” jelas dia. 

Di sisi lain, PANR juga berharap pemerintah dapat memberikan stimulus dana hibah untuk pariwisata. “Kami bersama dengan asosiasi sudah mengusulkan kepada pemerintah melalui Kemenparekraf untuk menurunkan hibah pariwisata kepada biro perjalanan wisata,” tambah Xenia.

Sementara itu, terkait alokasi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) di tahun ini, PANR mengaku belum menganggarkan-nya. Hal ini lantaran PANR masih melihat situasi yang tidak menentu akibat dari Covid-19. Sehingga manajemen memilih untuk fokus pada pemulihan bisnis. 

Adapun untuk target pertumbuhan tahun ini, emiten pariwisata ini juga masih akan sesuaikan dengan proses pemulihan ekonomi serta kebijakan pemerintah selanjutnya. 

“Yang pasti kami mengantisipasi tingkat pertumbuhan akan tinggi mengingat sudah lebih dari satu tahun masyarakat dan konsumen kami menunda kegiatan perjalanannya atau wisatanya,” ujar Xenia. 

Sebagai informasi, hingga kuartal III-2020, pendapatan bruto PANR sebesar Rp 1,21 triliun atau turun 63,42% dari periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp 3,31 triliun. Adapun rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp 103,82 miliar. Jumlah ini juga lebih tinggi dari rugi bersih PANR di periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp 1,29 miliar.

Selanjutnya: Kembangkan pembiayaan secara digital, MUF keluarkan dana hingga Rp 30 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari