KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) makin optimistis di tahun 2022. Daya beli masyarakat yang mulai kembali pulih menjadi katalis positif terhadap bisnis. Oleh karena itu, BRI memproyeksikan pertumbuhan kredit 8%-10% secara
year on year (yoy) pada tahun ini. Pertumbuhan kredit itu ditopang oleh pertumbuhan ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini telah dikenal sebagai
backbone utama BRI. Strategi ini sejalan dengan upaya BRI dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Dengan kinerja keuangan yang solid saat ini, Sunarso menjelaskan terdapat ruang bagi perseroan untuk memantik pertumbuhan ekonomi lewat ekspansi kredit. Kemampuan BRI untuk melakukan ekspansi tercermin dari Loan to Deposit ratio (LDR) yang masih berada di angka 83% (per September 2021).
Kemampuan ekspansi ini ditopang oleh permodalan yang kuat dengan
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24% atau tiga kali lipat di atas
threshold yang diatur Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: BNI Alokasikan KUR Rp 38 Triliun di Tahun 2022 untuk Penuhi Porsi Pembiayaan UMKM “Bagaimana kami melihat peluang ke depan? LDR kami berada di kisaran 83% sedangkan yang optimal, bahkan regulator memberikan batasan atas 92%, artinya BRI masih punya ruang yang cukup secara likuiditas untuk menumbuhkan kredit. Maka BRI masih punya kesempatan untuk tumbuh secara agresif ke depan, tentu agresif yang disertai dengan kehati-hatian,” jelas Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (9/1). Kendati demikian, BRI telah mengantisipasi sejumlah tantangan bisnis utama pada tahun ini.
Pertama, kondisi pengendalian Covid-19. kemudian aset-aset itu akan dikelola dengan sangat hati-hati, dengan
prudential principal yang tinggi sehingga di tengah pandemi Covid-19.
Kedua, pihaknya memitigasi adanya efek dari arah kebijakan moneter global mau pun dari dalam negeri. Federal Reserve (The Fed) telah memulai proses
tapering off sejak November 2021 semakin membuka peluang bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut untuk mengerek kembali suku bunga acuannya. Bank Indonesia (BI) akan merespon arah kebijakan moneter AS dengan ikut mengerek suku bunga acuan pada 2022. Prediksi BRI, suku bunga BI-7
Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) akan dikerek BI dari posisi saat ini yang sebesar 3,50% menjadi 4,25%-4,50%.
Di tahun 2022, BRI akan terus melanjutkan
journey transformasi BRIvolution 2.0 untuk menuju aspirasi utama untuk menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia dan Champion of Financial Inclusion di tahun 2025. Strategi BRI di tahun ini akan berfokus pada menjaga fundamental perusahaan agar bisnis dapat tumbuh sehat dan berkelanjutan. Dalam penyaluran kredit, BRI menerapkan
selective growth dengan memanfaatkan stimulus pemerintah serta melakukan eksplorasi sumber pertumbuhan baru diantaranya optimalisasi sinergi ultra mikro. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari