Simak Strategi dan Rekomendasi Investasi Kripto pada Pekan Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melesat di bulan Maret, Bitcoin (BTC) menutup bulan April dengan positif di tengah krisis perbankan dan ketidakpastian makroekonomi. Data dari Coinglass menunjukkan BTC naik sebesar 2,81% di bulan April. Selain itu, Ethereum (ETH) juga ditutup naik sekitar 4,00%, didorong oleh peningkatan Ethereum Shanghai yang direspons positif.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, harga BTC di bulan April beberapa kali telah gagal menembus area resistance-nya yang berada di US$ 31.000. Adanya aksi profit taking setelah BTC tembus level tertinggi sejak Juni 2022 membuat pergerakan BTC di minggu pertama Mei berpotensi terbatas. 

BTC bergerak melemah 1,69% di kisaran US$28.065 dan ETH turun tipis 0.56% di kisaran US$1.835 pada Selasa (2/5) pagi pukul 08.00 WIB. Investor masih menanti potensi kenaikan suku bunga The Fed dalam pertemuan FOMC.


Investor juga menunggu serangkaian data makro seperti data tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) dan Non Farm Payroll (NFP) yang akan dirilis pada Jumat (5/5). 

Baca Juga: Bitcoin Menunggu Hasil Rapat The Fed, Ini Saran dari Analis

Data CME Group Fedwatch menunjukkan 93,2% dari responden memprediksi kenaikan suku bunga 25 bps, sedangkan 6,8% memperkirakan tidak ada kenaikan suku bunga untuk pertemuan bulan Mei. 

“Pasar aset kripto akan bereaksi terhadap hasil keputusan The Fed," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (2/5).

Lanjutnya, jika The Fed menaikkan suku bunga 25 bps maka akan memberikan reaksi positif terhadap Dollar AS dan bereaksi negatif terhadap pasar aset kripto. Sebaliknya, jika The Fed tidak menaikkan suku bunga, kemungkinan besar pasar kripto akan bereaksi positif.

Panji menyarankan agar investor aset kripto dapat mempertimbangkan strategi buy the dip.

“Turunnya harga BTC dari tingkat tertinggi ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk investor mengakumulasikan jumlah BTC dan menambah jumlah aset yang mereka miliki,” kata Panji.

Baca Juga: Pajak Kripto Mencapai Rp 246,45 Miliar pada 2022, Pasar Menanti Bursa Kripto

Dalam menerapkan strategi buy the dip, investor dapat membeli secara bertahap ketika harga BTC dan ETH sedang turun dikarenakan harga aset tersebut sudah mulai stabil dan menunjukkan pemulihan.

“Aksi buy the dip dengan membeli saat harga telah jauh di bawah rata-rata aset kripto yang telah kita miliki. Setelah nilai aset kripto yang berhasil naik lagi akan menjadi momen tepat bagi investor untuk menjualnya kembali sebagai langkah mengelola manajemen risiko di dalam trading aset kripto,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi