KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (
GIAA) terus mengoptimalkan langkah demi pemulihan kinerja di tahun ini. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, salah satu upaya guna mengerek kinerja GIAA adalah dengan menambah frekuensi penerbangan pada rute-rute dengan kinerja positif secara bertahap. Hal ini sejalan dengan realisasi peningkatan kapasitas alat produksi GIAA setelah dirampungkannya tahapan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) maupun negosiasi bersama lessor.
Penambahan frekuensi fase awal tersebut dilakukan secara bertahap mulai bulan Juli hingga Agustus di sejumlah sektor penerbangan keberangkatan Jakarta, yaitu Batam, Balikpapan, Denpasar, Medan, Makassar, Surabaya, hingga Singapura. GIAA juga terus berupaya untuk meningkatkan jumlah armada yang
serviceable. "Kami memproyeksikan hingga akhir tahun ini akan ada 60–70-unit armada yang dioperasikan dalam mempercepat pemulihan kinerja pasca PKPU," tutur Irfan pada Kontan belum lama ini.
Baca Juga: Selesai PKPU, Garuda Indonesia (GIAA) Harap Suspensi Saham Dibuka Irfa melanjutkan, penambahan jumlah armada
serviceable ini merupakan tindak lanjut dari hasil negosiasi dengan lessor terhadap armada Garuda yang sebelumnya di-
grounded sementara untuk proses
maintenance. Tak hanya itu, GIAA juga terus memaksimalkan aksesibilitas layanan kargo, yang salah satunya dilakukan melalui kerja sama
transhipment pengiriman kargo ke Eropa dan Amerika. Menurut Irfan, dengan performa jalinan kerja sama tersebut menunjukkan
outlook yang menjanjikan dimana selama 8 bulan terakhir Garuda berhasil mengangkut 338 ton angkutan kargo. Sekarang ini, GIAA juga tengah mengkaji pengembangan bisnis kargo melalui optimalisasi pasar
passenger freighter, mengingat peluang pasar kargo yang ke depannya akan semakin baik. Adapun saat ini GIAA telah mengoperasikan 2 pesawat
passenger freighter dengan armada A330-300.
Baca Juga: Berkas Sudah Dilimpahkan, Kasus Korupsi Pengadaan Pesawat Garuda Segera Disidangkan Selain mengoptimalkan angkutan penumpang berjadwal, Irfan menambahkan, komunikasi konstruktif juga terus diperkuat untuk membahas rencana Pemerintah dalam pemberian dukungan PMN senilai Rp 7,5 triliun guna memperkuat struktur permodalan perusahaan. "Ini untuk menunjang basis kinerja perusahaan yang lebih sehat. Mayoritas pendanaan tersebut akan digunakan untuk mendorong
readiness alat produksi agar dapat mengkontribusikan hasil yang optimal bagi kinerja Perusahaan," pungkas Irfan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari