Simak strategi Kino Indonesia (KINO) mempertahankan performa bisnis di tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) menilai, pihaknya masih sulit untuk memprediksikan seberapa besar pertumbuhan pendapatan yang ingin dicapai di tahun ini. Namun, pihaknya optimistis untuk mempertahankan performa bisnisnya seperti di tahun 2020. 

“Saat pandemi ini sulit membuat prediksi karena tidak bisa diramalkan apa yang akan terjadi minggu depan, apalagi bulan depan bahkan sampai akhir tahun,” ungkap Direktur Keuangan KINO, Budi Muljono saat dihubungi Kontan, Senin (22/3) lalu. 

Budi tidak dapat membeberkan secara detil, berapa target pertumbuhan penjualan di tahun ini. Namun, apabila menilik pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, di tahun 2020 lalu KINO menargetkan pertumbuhan penjualan 15% year over year (yoy). 


Guna mempertahankan performa perusahaannya, awal tahun 2021, KINO akan memfokuskan pengembangan bisnisnya pada produk-produk yang tengah dibutuhkan masyarakat di masa pandemi. “Mungkin bukan inovasi produk baru di awal tahun ini, namun kami lebih banyak fokus di produk yang banyak dicari di masa pandemi ini,” jelasnya.

Ketika ditanya perihal produk apa saja yang dimaksud, Budi enggan membeberkannya lebih lanjut, karena dinilai sebagai rahasia dapur perusahaan. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kontan.co.id, kinerja bisnis KINO pada Maret tahun lalu, ikut terdongkrak oleh produksi salah satu produk hygine mereka yaitu Instance yang merupakan produk hand sanitizer. Dikatakan oleh Budi, penjualan hand sanitizer di tahun 2020 meningkat cukup tajam akibat adanya wabah virus corona di Indonesia sejak awal tahun lalu. 

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) menyesuaikan belanja iklan dan promosi dengan kondisi pasar

Asal tahu saja, sebagai salah satu emiten consumer goods di Indonesia, KINO memproduksi berbagai jenis produk kebutuhan sehari-hari. Antara lain produk perawatan tubuh, berbagai jenis minuman, makanan ringan, obat-obatan, produk kebersihan, hingga penyegar udara.

Dikatakan Budi, tren penjualan KINO di awal tahun 2021 belum banyak membaik bila dibandingkan dengan penjualan pada kuartal lalu. Namun, seiring dengan proses vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah, Budi optimistis akan menoreh prospek bisnis yang positif di tahun ini. 

“Menurut kami tahun 2021 ini seharusnya lebih baik dari tahun 2020, di mana kuncinya adalah penyebaran vaksin yang cepat dan luas agar sentimen positif lebih cepat terbentuk, orang-orang lebih merasa aman dan nyaman dalam beraktivitas dan kehidupan berangsur kembali memasuki new normal,” terang Budi. 

Untuk memuluskan strategi bisnisnya saat ini, KINO menggelontorkan alokasi belanja modal atau capex sebesar Rp 200 miliar.  Dana yang bersumber dari kas internal dan perbankan tersebut, ungkap Budi, sebagian besar akan digunakan untuk alokasi pembelian sejumlah mesin produksi. Namun, Budi tidak merinci berapa mesin produksi baru yang akan dibeli di tahun ini. 

Sekedar informasi, berdasarkan laporan keuangan KINO hingga September 2020, KINO membukukan penjualan Rp 3,11 triliun atau menurun 10,7% year on year (yoy) dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,48 triliun. 

Penurunan pun terjadi pada perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Masih berdasarkan laporan pada kuartal III 2020, KINO mencatatkan laba bersih sebesar Rp 161,6 miliar atau turun hingga 63,83% dari perolehan pada periode sebelumnya, yaitu Rp 447 miliar.

Selanjutnya: Sambut Momentum Ramadan, Ini Daftar Saham Barang Konsumsi yang Bisa Jadi Pilihan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .