Simak Strategi Mandiri Investasi Membidik Pertumbuhan AUM 10% di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi), anak usaha PT Mandiri Sekuritas mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun lalu. Hingga akhir tahun 2023, Mandiri Investasi meraih total dana kelolaan alias asset under management (AUM) sebesar Rp 43,34 triliun. 

Direktur Utama Mandiri Investasi Aliyahdin Saugi mengatakan, pencapaian tersebut ditopang oleh terobosan yang dilakukan perusahaan dalam menerbitkan produk investasi baru. Perusahaan juga fokus meningkatkan performa setiap produk investasi yang dikelola. 

Sepanjang tahun 2023, Mandiri Investasi menerbitkan beberapa produk investasi baru. Salah satunya produk Reksa Dana Indeks ETF yang berinvestasi pada saham di indeks LQ45, yakni Mandiri ETF LQ45. 


Selain itu, Mandiri Investasi juga memperoleh berbagai penghargaan dalam pengelolaan investasi, salah satunya sebagai Best Investor pada ESG Award dari Yayasan SRI KEHATI yang merupakan bukti dari komitmen perusahaan dalam investasi yang berkelanjutan.

Baca Juga: Mandiri Sekuritas Optimistis Pencarian Dana via IPO Akan Ramai Tahun Ini

“Tahun lalu adalah tahun penuh tantangan bagi industri jasa keuangan, khususnya pengelola asset management. Kami bersyukur Mandiri Investasi tetap dapat bertumbuh dan mempertahankan posisi pada 10 besar Manajer Investasi di Indonesia,” ucap Aliyahdin yang akrab disapa Adi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/1). 

Untuk tahun 2024, Mandiri Investasi melihat ada potensi pertumbuhan yang baik meski masih dibayang-bayangi oleh tekanan ekonomi global akibat kondisi geopolitik yang memanas. Mandiri Investasi berencana menerbitkan sejumlah produk reksadana dan produk-produk investasi alternatif serta meningkatkan pemasaran produk-produk yang telah ada. 

Pada tahun 2024, Mandiri Investasi menargetkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 10% yang didorong oleh reksadana terbuka dari kelas aset saham, obligasi, dan pasar uang serta produk investasi alternatif.

Baca Juga: Investor Domestik Topang IHSG Tahun Lalu, BEI Pertimbangkan Buka Kode Broker

Selain dari peluncuran produk baru, Mandiri Investasi akan meningkatkan dana kelolaan dari produk eksisting dengan menerapkan fitur share class. "Dengan adanya share class, reksadana kami dapat memenuhi kebutuhan investor yang dinamis secara kompetitif," kata Adi. 

Selain itu, Mandiri Investasi juga akan meningkatkan penetrasi nasabah melalui sinergi dalam Mandiri Group dan meningkatkan pemasaran di Agen Penjual Efek Reksa Dana. Untuk menjangkau nasabah di luar Indonesia, perusahaan akan mengoptimalkan subsidiary Mandiri Investasi di Singapura, yakni Mandiri Investment Management Singapore. 

Dia memperkirakan, tahun ini perekonomian Indonesia masih berpotensi tumbuh dengan baik. Salah satunya dipacu oleh adanya Pemilu, yang mendorong peningkatan belanja pemerintah dan pihak terkait lainnya. 

Inflasi global, terutama di Amerika Serikat juga diperkirakan akan semakin turun mendekati angka yang diharapkan The Fed. Hal tersebut akan mendorong penurunan suku bunga acuan yang berimbas positif pada pasar obligasi dan selanjutnya menjadi katalis positif bagi perusahaan-perusahaan sebab ada penurunan cost of fund. 

Baca Juga: Imbal Hasil Crowdfunding Menjanjikan

"Mandiri Investasi melihat imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun dapat turun ke level 5,75% - 6,25% dan IHSG berpotensi menyentuh level 8.000 di akhir 2024," ucap Adi. 

Mandiri Investasi merekomendasikan investor memberikan alokasi lebih besar pada reksadana obligasi seperti Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II sebagai antisipasi terhadap potensi penurunan inflasi global dan suku bunga acuan.

Selain itu, seiring dengan potensi pergeseran minat investor global dari pasar saham developed market yang mengalami kenaikan pesat di tahun lalu, perusahaan melihat investor dapat juga menambahkan alokasi pada reksadana saham secara bertahap. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati