Simak strategi produsen batubara di tengah harga anjlok



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) September tahun ini dipatok US$ 65,79 per metrik ton nilai ini menyusut 9,47% dari HBA Agustus US$ 72,67 per ton, harga batubara terus berada dalam tren penurunan. Meski begitu hal ini tak membuat produsen memangkas target produksi ataupun menahan kegiatan eksplorasi. Direktur PT ABM Investama Tbk, Adrian Erlangga menyampaikan perusahaan terus melanjutkan kegiatan eksplorasi. Sebagai infrormasi sekarang cadangan batubara milik emiten berkode saham ABMM ini sekitar 250 juta ton batubara.

Baca Juga: Indo Tambangraya Megah (ITMG) komitmen penuhi ketentuan DMO Pada tahun ini ABMM membidik produksi batubara sebesar 12 juta ton batubara, hingga semester 1 2019 produksi batubara mereka sebesar 6 juta ton batubara. Perusahaan memasarkan batuabara ke pasar domestik ataupun pasar ekspor, adapun pasar ekspor mereka meliputi India, penjualan ke India sebesar 60% dari total penjualan kemudian mereka juga menjual ke beberapa negara lain seperti China. Sebagai informasi ABMM memiliki tiga konsesi batubara dengan total luas 7.714 hektare dengan kalori batubara sebesar 3.400 hingga 4.200 kcal/kg.

Sebagai strategi di tengah penurunan harga batubara, ABMM melanjutkan efisiensi biaya dan menjalankan strategi end-to-end services yang berfokus pada value chain batubara. "Target produksi dan kegiatan eksplorasi masih jalan terus," ungkapnya pada Kontan, Kamis (12/9). Begitu juga Direktur dan Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Dileep Srivastava menyampaikan meski di tengah penurunan harga batubara mereka tak mengubah target produksi untuk tahun ini. "Tidak ada perubahan target volume produksi tahun ini sekitar 87 juta ton hingga 90 juta ton," katanya.


Baca Juga: Harga merosot, eksplorasi pertambangan batubara tersendat Ia menyebut selain penjualan dalam negeri juga akan memaksimalkan penjualan ekspor. Dileep mengaku perusahaan memiliki cadangan yang cukup. Dalam catatan Kontan, emiten milik Grup Bakrie itu memiliki cadangan batubara 2,7 miliar ton. Dari sisi sumber daya, BUMI masih mempunyai total sumber daya sangat besar, yakni mencapai 12,6 miliar ton. Sedangkan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk terus menerapkan strategi efiesiensi. Wakil Direktur Utama Indo Tambangraya Megah A.H. Bramantya Putra menyampaikan sebagai salah satu strategi perusahaan di tengah menurunnya harga batubara yakni menerapkan efisiensi biaya di semua pos pengeluaran. Ia menambahkan walaupun harga batubara berada dalam tren penurunan, ITMG terus melanjutkan kegiatan eksplorasi. "Kegiatan eksplorasi tidak dihentikan karena tujuan eksplorasi untuk mendapatkan data cadangan untuk kebutuhan perencanaan jangka panjang," tambahnya.

Baca Juga: Ini usaha pemerintah untuk kejar target PNBP 2019 Per akhir 2018, ITMG mencatat cadangan sebanyak 355 juta ton dengan sumber daya sebesar 1486 juta ton. Sebelumnya, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira mengungkapkan perusahaan terus menjalankan efisiensi dan mengoptimalkan operasional di seluruh rantai bisnis. Sampai semester pertama tahun ini ADRO sudah berhasil mengeduk emas hitam mencapai 28,48 juta ton batubara, angka ini naik 18% dari periode yang sama tahun lalu seiring dengan dukungan tingginya pertmintaan maupun kinerja operasional. Pada tahun ini ADRO membidik produksi batubara sebesar 56 juta ton batubara. Perusahaan optimis menjaga kinerja pada 2019 sesuai dengan target yang ditetapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini