KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) akan menerapkan sejumlah strategi untuk mendorong kinerja pada 2026. Chief Customer Marketing Officer Prudential Syariah Vivin Arbianti Gautama mengatakan strateginya, yakni memperkuat jalur distribusi keagenan lewat tenaga pemasar atau agen perusahaan yang mencapai 80.000. Selain itu, Prudential Syariah akan terus memudahkan akses bagi nasabah yang ingin memiliki perlindungan asuransi berbasis syariah, termasuk lewat jalur bancassurance. Vivin bilang langkah itu salah satunya telah dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia yang memiliki lebih dari 22 juta nasabah.
Untuk mendorong bisnis, dia menyebut Prudential Syariah juga menerapkan strategi meningkatkan pertumbuhan peserta pada segmen yang sesuai melalui produk dan layanan yang berpusat kebutuhan peserta.
Baca Juga: OJK Batasi Skema Tadpole P2P Lending: Perlindungan Konsumen Pinjol "Kami juga menghadirkan beragam produk, salah satunya PRUHeritage Syariah dan PRUSafar melalui kanal BSI. Ditambah, memberikan layanan optimal untuk peserta melalui PRUPriority Hospital yang memiliki lebih dari 1.700 rumah sakit," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (19/12/2025). Vivin menerangkan upaya pertumbuhan peserta tersebut dioptimalkan dengan meningkatkan jangkauan dan kualitas distribusi agensi dan bancassurance melalui teknologi, pelatihan, dan dukungan terhadap tenaga pemasar sebagai perpanjangan tangan perusahaan kepada peserta. Prudential Syariah juga berupaya meningkatkan keterlibatan dan pengalaman dengan komunitas atau organisasi Muslim. Dia meyakini dengan strategi yang dilakukan, perusahaan dapat menjangkau nasabah di Indonesia lebih banyak lagi. Sementara itu, Vivin menyampaikan terdapat tantangan yang akan menghadang kinerja asuransi syariah pada tahun depan. Dia bilang salah satunya adalah penetrasi asuransi syariah yang masih terbilang sangat rendah. Bahkan, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi syariah sebesar 43,42% dan inklusi keuangan syariah hanya 13,41% pada 2025. "Hal itu menjadi tantangan, sekaligus peluang untuk terus mengembangkan pertumbuhan asuransi syariah," ujarnya.
Baca Juga: Prospek Cerah Fintech Lending: OJK Soroti Pertumbuhan 2026 Meski ada tantangan, Vivin juga mengatakan terdapat pelung yang dapat dioptimalkan untuk mendorong kinerja, seperti memaksimalkan potensi penduduk Muslim di Indonesia untuk memperkuat potensi permintaan produk-produk berbasis syariah. Peluang lainnya, yakni masih terbukanya pangsa pasar dari halal lifestyle. Vivin menyampaikan hal itu karena sebanyak 9,6 juta produk di Indonesia telah mendapatkan sertifikasi halal dan Indonesia menempati peringkat ketiga dalam ekosistem industri halal dunia berdasarkan State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025 yang dilihat dari indikator utama, yaitu finansial, regulasi halal, kesadaran masyarakat, serta sosial dan inovasi. "Melihat potensi besar itu, kami berharap dapat bertumbuh bersama dengan ekonomi syariah, bahkan lebih cepat untuk memudahkan akses proteksi bagi masyarakat," kata Vivin.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Prudential Syariah mencatatkan total kontribusi sebesar Rp 3,66 triliun per November 2025. Adapun nilai klaim brutonya mencapai Rp 1,39 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News