Simak strategi Samindo Resources (MYOH) di tengah penguatan harga batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga batubara mendorong sejumlah emiten kontraktor pertambangan untuk memacu kinerjanya hingga akhir tahun, termasuk PT Samindo Resources Tbk (MYOH). Samindo berharap harga batubara yang tinggi saat ini dapat stabil, karena sebagian besar perusahaan batubara baru melakukan revisi Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB) di semester kedua.

“Harapannya, dengan banyaknya perusahaan batubara merevisi RKAB dan menaikkan target dapat membuka peluang bagi kontraktor untuk mendapatkan kontrak-kontrak tambahan,” kata Ahmad Zaki Natsir, Kepala Hubungan Investor MYOH kepada Kontan.co.id, Rabu (1/9).

Zaki melanjutkan, prioritas utama MYOH saat ini adalah mengelola klien eksisting semaksimal mungkin. Terlebih, saat ini klien eksisting sudah merevisi kontrak dan menaikkan volume produksi. Zaki optimistis, kenaikan volume produksi klien juga akan berdampak terhadap volume yang dibebankan kepada  Samindo Resources.


“Selain kontrak  yang sedang berjalan, kami juga berusaha memanfaatkan momentum kenaikan harga ini untuk mendapatkan kontrak-kontrak baru,” sambung dia.

Baca Juga: Kinerja operasional Samindo Resources (MYOH) di semester I 2021 melampaui target

MYOH membukukan pendapatan US$ 81,97 juta di semester pertama 2021, menurun 15,89% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 97,46 juta. Seluruh pendapatan MYOH di semester pertama 2021 berasal dari PT Kideco Jaya Agung yang merupakan anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY).

Secara rinci, pendapatan ini terdiri atas pendapatan dari jasa pemindahan tanah dan pengambilan batubara senilai US$ 56,42 juta, pendapatan dari jasa pengangkutan batubara senilai US$ 24,53 juta, dan pendapatan dari jasa pengeboran, eksplorasi dan lainnya  senilai US$ 1,02 juta.

Namun, MYOH berhasil membukukan kenaikan kenaikan laba bersih sebesar 15,73% menjadi senilai US$ 13,90 juta sepanjang semester pertama 2021.

Baca Juga: Samindo Resources (MYOH) membukukan laba bersih US$ 13,90 juta di semester I-2021

Zaki mengatakan, kenaikan laba bersih merupakan dampak dari upaya efisiensi yang secara berkala terus ditingkatkan, terutama dari penghematan biaya pemeliharaan alat berat. Saat ini, MYOH memperkuat departemen pemeliharaan internal, sehingga MYOH lebih mengutamakan melakukan pemeliharaan alat berat secara mandiri. Imbasnya cukup signifikan menurunkan biaya overhead.

MYOH juga melakukan efisiensi penggunaan alat-alat berat, sehingga alat-alat berat yang dipakai juga ikut disesuaikan. “Jadi banyak penghematan dari sisi pemakaian spare part, terutama untuk ban,” ujar Zaki.

 
MYOH Chart by TradingView

Alhasil, Samindo berhasil memangkas bebannya sepanjang enam bulan pertama 2021. Beban pokok pendapatan menurun 22%, dari semula US$ 77,28 juta menjadi US$ 60,23 juta. Biaya keuangan menurun 87,26% menjadi US$ 13.249 dari sebelumnya mencapai US$ 100.941. MYOH juga mampu menekan kerugian selisih kurs neto menjadi US$ 842,827 dari semula US$ 1,38 juta.

Adapun sampai akhir Juni 2021 lalu, MYOH telah merealisasikan sebanyak 18,40 juta bank cubic meter (bcm) pengupasan lapisan tanah atau overburden removal. MYOH juga merealisasikan 5,76 juta ton coal getting serta 14,22 juta ton coal hauling.

Baca Juga: Samindo Resources (MYOH) yakin tren positif harga batubara masih terjaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati