KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produk konsumer, PT Siantar Top Tbk (
STPP), melihat kondisi bisnis di tahun 2022 ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Atas dasar hal itu, perusahaan pun berupaya untuk dapat meraih pertumbuhan penjualan maupun laba hingga dua digit tahun ini. Direktur Siantar Top Armin menyatakan, target pertumbuhan tersebut dipasang oleh perusahaan, setelah menilik gambaran bisnis selama dua tahun ke belakang. Yang mana, Siantar Top tetap berhasil membukukan kinerja yang positif meskipun didera oleh kondisi pandemi. "Jadi kalau kami lihat dengan perjalanan yang dialami selama dua tahun sebelumnya, kami melihat ini situasinya harus bisa lebih clear, dan di negara kami pun di tahun 2022 ini kelihatannya lebih stabil dari tahun 2021. Itu gambarannya sehingga kami memasang target tersebut," kata Armin, kepada Kontan.co.id, Kamis (3/2).
Walaupun memasang target pertumbuhan yang positif, Siantar Top tetap akan menjalankan bisnis tahun ini dengan penuh kehati-hatian. Sebab, menurut Armin, kondisi pandemi dan perekonomian Tanah Air masih sulit diprediksi. Termasuk juga di awal tahun ini, di mana kasus Covid-19 varian Omicron mulai melonjak di beberapa wilayah.
Baca Juga: Tahun 2022, Siantar Top (STTP) Incar Pertumbuhan Kinerja Dua Digit Untuk memaksimalkan laju bisnis di sepanjang tahun, Armin bilang bahwa Siantar Top masih akan terus melanjutkan strategi yang telah dijalankan di tahun lalu. Di antaranya dengan memaksimalkan pemerataan pemasaran serta pendalaman jangkauan produk agar bisa lebih dekat dengan masyarakat atau konsumen. "Pemerataan produk dan mem-
full-kan kami punya produk ke depo-depo, supaya masyarakat itu lebih mudah mendapatkan produk kami, dan pemasaran lebih dalam ke masyarakat," jelas Armin. Begitu pun strategi untuk meningkatkan pasar ekspor. Dia menuturkan, STTP menjalankan strategi untuk memeratakan jangkauan produk ke wilayah-wilayah negara tujuan eksisting. "Karena masih ada peluang untuk ke sana," tuturnya. Di tahun ini, STTP menganggarkan alokasi belanja modal atau
capital expenditure (capex) sekitar Rp 350 miliar. Dana belanja modal ini, utamanya akan digunakan sebagai modal untuk menambah kapasitas produksi, mengingat perusahaan yang diprediksi masih akan terus mengalami pertumbuhan ke depannya.
"Penggunaannya untuk belanja modal dengan kami yang
growth terus, pasti utilitas kami berkurang tuh. Sehingga kami harus tambah kapasitasnya untuk produk-produk eksisting," sebut dia.
Hingga kuartal III-2021, Siantar Top tercatat membukukan peningkatan penjualan bersih sebesar 8,06%, dari semula Rp 2,81 triliun pada kuartal III-2020 menjadi Rp 3,04 triliun. Dari sisi
bottom line, laba bersih Siantar Top turun 9,60% menjadi Rp 433 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut Armin, penurunan laba tersebut disebabkan oleh beberapa hambatan yang dialami, seperti kenaikan harga bahan baku material pembuatan produk, bahan baku kemasan produk dan juga kelangkaan kontainer dan kapal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari