Simak Strategi Trading Saham Jelang Libur Panjang Lebaran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Libur Lebaran segera tiba. Biasanya, aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung sepi. Meski begitu, analis menilai investor masih dapat memperoleh cuan.

Head of Research Jasa Utama Capital Cheril Tanuwijaya mengatakan, libur Lebaran tahun ini lebih panjang dari tahun sebelumnya. Bahkan, hari efektif bursa hanya 14 hari di bulan April 2023 ini dibandingkan rata-rata bulanan yang mencapai 20 hari.

"Artinya hanya 70% efektif dalam sebulan, sehingga volume perdagangan cenderung sepi meskipun dampaknya dibatasi dengan normalisasi waktu perdagangan oleh otoritas," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Senin (10/4).


Cheril memperkirakan untuk jangka pendek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengisi gap di area 6.691. Apalagi pekan ini juga menantikan data inflasi AS yang menjadi penentu keputusan FOMC The Fed bulan depan.

"Sehingga IHSG pekan ini ada potensi koreksi dulu ke 6.691 baru menguat lagi ke 6.800 di akhir April 2023," terangnya.

Baca Juga: IHSG Turun ke 6.771 Hari Ini (10/4), BBCA, BBRI, BBNI Paling Banyak Net Buy Asing

Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti sependapat. Menurutnya, tren IHSG cenderung konsolidasi di sepanjang tahun berjalan ini. Ia pun memperkirakan IHSG masih akan lesu menutup perdagangan jelang Lebaran, melihat kondisi market saat ini dipicu oleh transaksi yang cenderung sepi sejak akhir tahun lalu.

"Perkiraan kami IHSG menutup libur Lebaran di level 6.720–6.909," kata Desy.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia, rata-rata volume transaksi harian sejak awal tahun hanya 18,05 miliar dengan nilai Rp 10,19 triliun. Mengacu data mingguan, periode 3-7 April 2023 volume transaksi mengalami penurunan menjadi 67,74 miliar dibandingkan pekan sebelumnya pada 27-31 Maret 2023 sebesar 76,37 miliar.

Baca Juga: Awali Pekan Ini di Zona Merah, IHSG Diprediksi Menguat Esok (11/4)

Dengan kondisi ini, kedua analis menilai investor bisa melakukan profit taking terlebih dahulu. Khususnya, untuk saham-saham yang sudah overbought atau berada di area resistance.

Cheril mencontohkan saham-saham yang sudah di area resistance seperti ADRO, HRUM, dan RAJA. Di sisi lain, investor juga bisa memperhatikan saham-saham konsumsi primer yang berada di area support, contohnya MYOR dengan target harga Rp 2.750 dan CMRY Rp 5.000.

Desy menambahkan bahwa investor juga bisa melirik emiten yang memiliki fundamental yang baik dengan valuasi yang murah, terlebih mendekati musim bagi dividen. Dia pun menyarankan investor bisa menengok saham-saham BBNI dengan target harga Rp 11.500, BMRI dengan target harga Rp 6.100, ASII dengan target harga Rp 7.300, dan UNTR dengan target harga Rp 34.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati