KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) telah menetapkan panduan kinerja operasional hingga tahun ini. Produksi minyak dan gas ditargetkan mencapai 160 million barrel of equivalent per day (mboepd). Target ini sudah tercapai karena produksi minyak & gas MEDC sepanjang semester I-2023 mencapai 162 mboepd alias naik 6% secara
year-on-year (YoY). Platform Natuna Bronang mulai dioperasikan menggunakan fasilitas efisien energi serta panel surya. MEDC juga sudah mendapatkan production sharing contract agreement (PSC) eksplorasi Beluga yang lokasinya berdekatan dengan infrastruktur Medco Energi di South Natuna Sea Block B.
MEDC juga telah memulai studi carbon capture sequestration (CCS) bersama mitra internasional pada reservoir Natuna dan Corridor. Penjualan ketenagalistrikan lewat Medco Power ditargetkan mencapai 2.003 gigawatt hour (GWh). Per semester I-2023, penjualan ketenagalistrikan sudah mencapai 2.003 GWh, meningkat 8% secara YoY, dengan tambahan kontribusi dari fasilitas Independent Power Producer (IPP) Riau 275 megawatt (MW) dan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Sumbawa 26 megawatt peak (MWp).
Baca Juga: Ini Penyebab Laba Medco Energi (MEDC) Merosot 60,58% pada Semester I 2023 Pada September 2023, MEDC mengumumkan telah mendapatkan persetujuan bersyarat dari Energy Market Authority (EMA) Singapura atas proyek pembangkit tenaga surya berkapasitas 600 MW. Persetujuan ini didapatkan MEDC melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, yakni Medco Power Global beserta mitra konsorsiumnya PacificLight Renewables Pte Ltd dan Gallant Venture Ltd,. Proyek ini akan memasang lebih dari 2.000 MWp panel tenaga surya Photovoltaic (PV) dan 500 MW kapasitas penyimpanan baterai yang diharapkan akan selesai pada 2028. Total belanja modal alias
capital expenditure (capex) minyak & gas tahun ini diperkirakan mencapai US$ 250 juta dan capex ketenagalistrikan mencapai US$ 80 juta. Per semester I-2023, belanja modal di segmen minyak & gas telah mencapai US$ 99 juta terutama untuk pengembangan blok Natuna dan Corridor. Sementara belanja modal ketenagalistrikan sebesar US$ 28 juta, terutama untuk pengembangan proyek geothermal Ijen.
Pengembangan geothermal Ijen masih sesuai jadwal untuk dioperasikan pada Desember 2024 dengan 2 dari 4 sumur produksinya sedang dalam tahap uji coba jangka panjang. Hilmi Panigoro, Direktur Utama MEDC optimistis terhadap kinerja MEDC ke depan, berbekal kinerja operasional yang kuat, pemberian izin impor listrik bersyarat proyek pembangkit listrik tenaga surya 600MW dari pemerintah Singapura, dan initial public offering (IPO) anak usaha MEDC, yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari