JAKARTA. Sepertinya, ruang gerak industri otomotif akan kurang nyaman tahun ini. Seperti yang dikeluhkan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). Setidaknya, ada tiga hal yang menjadi pembatas gerak emiten onderdil otomotif ini. Pertama, soal level baru rupiah yang sudah menyentuh level barunya seperti saat ini. Lalu, ada juga soal upah minimum dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). "Tiga hal itu memang jadi beban pokok terbesar bagi kami," imbuh Robby Sani, Direktur AUTO kepada KONTAN, (29/1). Namun, jika dibandingkan dengan upah minimum dan kenaikan TDL, level baru rupiah menjadi beban yang paling besar. Soalnya, dari seluruh lini bisnis yang dijalankan AUTO, sekitar 40%-70% bahan bakunya harus diimpor.
Simak tiga tantangan bisnis AUTO tahun ini
JAKARTA. Sepertinya, ruang gerak industri otomotif akan kurang nyaman tahun ini. Seperti yang dikeluhkan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). Setidaknya, ada tiga hal yang menjadi pembatas gerak emiten onderdil otomotif ini. Pertama, soal level baru rupiah yang sudah menyentuh level barunya seperti saat ini. Lalu, ada juga soal upah minimum dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). "Tiga hal itu memang jadi beban pokok terbesar bagi kami," imbuh Robby Sani, Direktur AUTO kepada KONTAN, (29/1). Namun, jika dibandingkan dengan upah minimum dan kenaikan TDL, level baru rupiah menjadi beban yang paling besar. Soalnya, dari seluruh lini bisnis yang dijalankan AUTO, sekitar 40%-70% bahan bakunya harus diimpor.