Simak tips menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI) Wiwin Hendriani mengatakan, situasi pandemi covid-19 seperti saat ini bisa berdampak pada kondisi jiwa atau mental individu.

Menurut dia, adanya kemungkinan dominasi emosi negatif yang bisa saja terjadi pada orang-orang di lingkungan masyarakat. Dominasi emosi negatif itu muncul karena jenuh, kekhawatiran karena pekerjaan, penghasilan dan hal lainnya.

"Dengan dominasi emosi negatif itu terjadi banyak sekali fluktuasi stres, kadang-kadang tenang, kadang-kadang naik lagi, tidak hanya anak-anak, bapak-ibu, lansia juga seperti itu," jelas Wiwin dalam paparan digital yang Kontan.co.id kutip Minggu (4/7).


Dia menambahkan, ketika terjadi emosi negatif tersebut, maka keluarga mesti tanggap untuk mengelola dan mengatasi hal tersebut. Penting untuk menghadirkan keluarga dalam masa krisis pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ini menyebut, kemampuan psikologis yang sangat mendasar yang mesti dimiliki adalah kemampuan adaptif dalam perubahan situasi. Adaptasi yang baik akan mampu melahirkan sikap dan perilaku menyesuaikan diri terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan.

"Kemampuan adaptif menjadi satu kunci gimana kita bisa menumbuhkan dalam keluarga. Kalau adaptasinya bagus, nanti kita bisa dorong orang-orang di sekeliling kita, anak, anggota keluarga kita untuk resiliens, tangguh," terang Wiwin.

Baca Juga: 11 Cara isolasi mandiri di rumah jika positif Covid-19 menurut WHO

Dia menuturkan, pembiasaan perilaku yang tepat dan pembiasaan psikologis yang tepat selalu bermula dari keluarga. Karena individu tidak mampu menumbuhkan kemampuan-kemampuan itu sendiri.

"Fungsi dukungan keluarga terhadap kesehatan jiwa. Kalau keluarganya tanggap, saling dukung, komunikasinya baik, keluarga akan saling menguatkan pada saat ada satu dua orang mengalami stres," ucap Wiwin.

Dia juga menyebut ada beberapa langkah kunci dalam mengupayakan dukungan keluarga. Pertama, berpikir kreatif dan alternatif dalam segala kondisi.

Kedua, mengkondisikan keluarga untuk membangun komunikasi yang terbuka. Hal ini agar bisa menyampaikan pesan secara clear, tidak emosional dan terburu-buru.

"Dan bagaimana komunikasi diimbangi dengan apresiasi. Pembentukan perilaku tidak akan berhasil optimal tanpa penghargaan atas usaha yang sudah dilakukan," ucap Wiwin.

Ketiga, kesadaran memberikan contoh. Keempat, konsisten memberikan stimulasi positif.

"Sehingga rumah bisa diupayakan dalam kondisi yang nyaman dan kenyamanan itu konsisten dari waktu ke waktu," pungkas Wiwin.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: 3 Makanan sehat yang tinggi vitamin D untuk dongkrak imunitas tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari