Simak tips transaksi perbankan yang aman versi BCA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data-data seperti PIN dan nomor CVV (Card Verification Value) kartu kredit atau kartu debit adalah kunci masuk untuk mengakses data perbankan. Karena kurang waspada, bisa saja kunci masuk tersebut berpindah tangan ke pihak lain, yang dengan leluasa dapat menyalahgunakannya untuk mengeruk keuntungan pribadi.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun menyebut telah menjamin keamanan saat nasabahnya melakukan transaksi. Tidak hanya transaksi konvensional, tetapi juga keamanan saat menggunakan internet banking.

“Kami selalu mengimbau agar nasabah dan masyarakat mewaspadai berbagai modus penipuan yang mengatasnamakan BCA dan senantiasa menjaga kerahasiaan data perbankan. Pemegang kartu kredit atau kartu debit tidak boleh dengan mudah memberikan salinan nomor PIN dan nomor CVV serta data-data pribadi yang penting lainnya kepada pihak lain,” ujar Sekretaris Perusahaan Jan Hendra, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (8/3).


Ada enam hal penting yang wajib diwaspadai nasabah untuk mencegah terjadinya penipuan yang merugikan versi BCA. Pertama, waspadai permintaan informasi data diri dan perbankan. Alasannya, sekarang dengan mudah bisa diperoleh dengan menggunakan aplikasi atau koneksi daring.

Nasabah pun perlu waspada terhadap segala trik yang memperdaya Anda untuk memberikan informasi data diri dan perbankan secara detail. Informasi seperti nomor KTP, tanggal lahir, nama gadis ibu kandung, nomor kartu debit atau kredit Anda, tiga nomor belakang (CVV) kartu kredit, atau PIN ATM, dan lain sebagainya adalah informasi penting yang harus dirahasiakan.

Kedua, hindari penggunaan PIN sesuai tanggal lahir. Menurut BCA, tanggal lahir bisa jadi sangat mudah dilacak. Pasalnya, nasabah mungkin pernah menulis tanggal lahir tersebut pada halaman media sosial, atau menyebarkan profil dan biodata secara tidak sengaja dalam bentuk digital.

Canggihnya mesin pencari informasi dan data saat ini bisa dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk memperoleh informasi tanggal lahir tersebut. Jika harus menggunakan catatan, pastikan bahwa catatan berisi PIN tersebut tersimpan di tempat yang aman.

Ketiga, hindari transaksi dengan wifi publik. Koneksi atas wifi publik bisa saja tidak aman untuk transaksi yang dilakukan.

Data dan informasi penting kartu kredit dan kartu debit bisa sewaktu-waktu diambil dan disalahgunakan. Hindari juga koneksi otomatis atas wifi publik dan gunakanlah wifi personal dalam bertransaksi.

Keempat, kenalilah produk dan merchant sebelum membayar. Hendra mengatakan, jika membayar dengan kartu kredit, pemegang kartu perlu mengenal produk atau merchant sebelum memberikan 16 nomor kartu kredit untuk melakukan pembayaran.

Pun, bila mendapat tawaran dari produk atau merchant dengan menggunakan telepon, surat, surat elektronik (email), internet, atau aplikasi tertentu, pastikan bahwa tawaran itu datang dari sumber yang resmi dan berikanlah data dan informasi diri Anda dan kartu kredit sewajarnya.

Poin kelima, perlu diingat, kartu kredit hanya digesek satu kali. Pemegang kartu kredit perlu memastikan bahwa kasir atau petugas merchant melakukan gesekan satu kali untuk setiap kali pembayaran. Penggesekan dobel hanya dilakukan bila transaksi dinyatakan gagal dan dapat dibuktikan.

Keenam, apabila hal yang mencurigakan, pastikan segera menghubungi call center resmi.

"Apabila Anda merasa tidak yakin atau curiga dengan transaksi internet atau mobile banking, atau transaksi apapun yang meminta informasi penting seputar diri dan data perbankan Anda, sebaiknya Anda segera menghubungi call center bank penerbit. Pastikan juga bahwa call center yang Anda gunakan adalah saluran resmi bank," tambahnya.

Karena, bisa saja nasabah dikelabui dengan berbagai trik penipuan. Untuk BCA misalnya, Anda bisa menghubungi Halo BCA 1500888, email halobca@bca.co.id, dan Twitter @HaloBCA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat