JAKARTA. Reksadana saham masih menjanjikan keuntungan menarik. Lihat saja, produk reksadana milik PT Indopremier Investment Management (IPIM) bernama Premier Ekuitas Makro Plus. Sepanjang 2014, produk ini mencatat return kinclong sebesar 25,40% atau lebih tinggi ketimbang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sebesar 22,29%. Tahun 2015, reksadana ini masih mampu mencatat imbal hasil positif meski tak secemerlang tahun lalu. Di bulan Januari, Premier Ekuitas Makro Plus memberikan return 0,12%, masih kalah dibandingkan kenaikan IHSG, yang sebesar 1,19%, pada periode yang sama. Performa reksadana ini juga masih di bawah rata-rata return reksadana saham yang tecermin pada Infovesta Equity Fund Index, yang naik 0,62%. Direktur IPIM Diah Sofiyanti mengatakan, produk ini menerapkan strategi investasi dengan analisis top down. Seleksi saham diawali dengan analisis ekonomi makro. Selanjutnya, pengaruh dan variabel makro dikaitkan dengan prospek emiten yang bakal diuntungkan. "Tahun ini, kami banyak menempatkan di saham sektor finansial, infrastruktur, dan konsumer," tutur Diah.
Simak ulasan reksadana Premier Ekuitas Makro Plus
JAKARTA. Reksadana saham masih menjanjikan keuntungan menarik. Lihat saja, produk reksadana milik PT Indopremier Investment Management (IPIM) bernama Premier Ekuitas Makro Plus. Sepanjang 2014, produk ini mencatat return kinclong sebesar 25,40% atau lebih tinggi ketimbang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sebesar 22,29%. Tahun 2015, reksadana ini masih mampu mencatat imbal hasil positif meski tak secemerlang tahun lalu. Di bulan Januari, Premier Ekuitas Makro Plus memberikan return 0,12%, masih kalah dibandingkan kenaikan IHSG, yang sebesar 1,19%, pada periode yang sama. Performa reksadana ini juga masih di bawah rata-rata return reksadana saham yang tecermin pada Infovesta Equity Fund Index, yang naik 0,62%. Direktur IPIM Diah Sofiyanti mengatakan, produk ini menerapkan strategi investasi dengan analisis top down. Seleksi saham diawali dengan analisis ekonomi makro. Selanjutnya, pengaruh dan variabel makro dikaitkan dengan prospek emiten yang bakal diuntungkan. "Tahun ini, kami banyak menempatkan di saham sektor finansial, infrastruktur, dan konsumer," tutur Diah.