Sime Darby Optimistis Kran Ekspor Minyak Sawit ke Amerika Serikat Segera Dibuka Lagi



KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Otoritas bea cukai Amerika Serikat mengatakan bahwa produk minyak sawit yang dihasilkan oleh Perkebunan Sime Darby tidak lagi diproduksi dengan kerja paksa.

Sebelumnya, barang-barang yang dibuat oleh Perkebunan Sime Darby, perusahaan minyak sawit terbesar di dunia berdasarkan ukuran lahan, telah diblokir oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS untuk memasuki Amerika Serikat sejak Desember 2020 atas dugaan praktik ketenagakerjaan yang kejam.

Sebagai tanggapan, Sime Darby Plantation menunjuk sebuah konsultan perdagangan untuk mengaudit fasilitasnya, dan tahun lalu menyisihkan sekitar US$ 20 juta untuk memberi kompensasi kepada pekerja migran dan mantan pekerja migran yang membayar biaya perekrutan untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan tersebut.


Baca Juga: Industri Sawit Malaysia Andalkan Buruh Migran Indonesia Untuk Pulihkan Produksi

CBP tidak merinci bukti apa yang telah diterima atau apakah larangan impor perusahaan telah dicabut. Agensi tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sime Darby mengatakan bahwa pihaknya mengetahui pemberitahuan AS tersebut.

"Kami optimis bahwa langkah luar biasa yang kami buat dalam meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja kami akan segera diakui oleh CBP dan kami akan diizinkan untuk melanjutkan ekspor ke Amerika Serikat," kata seorang juru bicara dalam email ke Reuters.

Baca Juga: Larangan Ekspor CPO Diperkirakan Akan Berumur Pendek

Perkebunan Sime Darby termasuk di antara delapan perusahaan Malaysia yang telah dilarang oleh Amerika Serikat dalam empat tahun terakhir karena tuduhan kerja paksa.

Malaysia pada tahun 2021 mengumumkan rencana pemerintah untuk menghapus praktik-praktik kasar seperti jeratan utang, asrama yang tidak higienis untuk pekerja, dan lembur berlebihan pada tahun 2030.

Editor: Handoyo .