SIMP menggoreng bisnis minyak goreng



JAKARTA. Bisnis perkebunan diramal membaik pada tahun depan. PT Salim Invomas Pratama Tbk (SIMP) pun bersiap memperkuat bisnis pengolahan kelapa  sawit. Perusahaan perkebunan milik Grup Salim ini tengah membangun dua pabrik crude palm oil (CPO) di Sumatra Selatan dan Kalimantan Timur.Pabrik di Sumatra Selatan berkapasitas 80 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan akan  selesai masa konstruksi akhir tahun ini. Sedangkan, pabrik di Kalimantan Timur berkapasitas 45 ton TBS per jam baru akan berdiri di kuartal kedua 2014.Analis Samuel Sekuritas, Joseph Pangaribuan mengatakan, pabrik tersebut akan berdampak positif bagi SIMP. Pabrik itu dapat memperkuat pasokan bahan baku bagi bisnis minyak goreng bermerek Bimoli yang diproduksi SIMP.Pabrik baru itu juga sebagai antisipasi bertambahnya tanaman kelapa sawit yang memasuki usia dewasa. "Pabrik CPO mendukung bisnis utama SIMP yaitu minyak goreng, yang prospeknya bagus," tutur Joseph. Pendapatan terbesar SIMP selama ini, memang dari bisnis minyak goreng.Analis Mega Capital Indonesia, Gene Richard menambahkan, pembangunan pabrik itu tepat seiring peningkatan kapasitas produksi SIMP. Cuma, efeknya tidak langsung terasa signifikan pada tahun pertama beroperasinya pabrik.Gene bilang, SIMP memiliki keunggulan bisnis yang komprehensif dari hulu hingga ke hilir. Dengan struktur bisnis terintegrasi, produsen minyak Bimoli itu seharusnya lebih kebal terhadap dampak fluktuasi harga CPO. Ketika harga CPO naik, beban biaya produksi Bimoli tidak akan membengkak terlalu besar.Seperti emiten kebun lain, kinerja SIMP di tahun ini juga merosot. Per September 2013, laba SIMP turun 82,43% year on year menjadi Rp 171,14 miliar. Kata Gene, kinerja SIMP tertekan beban utang tinggi. Depresiasi rupiah kian membebani SIMP karena utangnya banyak dalam bentuk dollar AS.Menurut Joseph, meski laba bersih turun, tetapi profit dasar tanpa kerugian selisih kurs SIMP sudah mencapai Rp 256 miliar. Angka setara 77,6% dari proyeksi setahun, alias lebih tinggi dari estimasi. Selain itu, meski pendapatan turun 8,4%,  namun margin operasional SIMP naik signifikan yakni sebesar 940 basis poin seiring pertumbuhan harga jual serta efisiensi.Analis Deutsche Bank Verdhana Indonesia, Jovin Ng dalam risetnya, 2 Desember 2013, menuliskan, SIMP sebagai perusahaan agribisnis terintegrasi, akan diuntungkan kenaikan harga CPO di tahun depan. Dia memperkirakan, tahun ini, laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) SIMP akan naik 8%. Di tahun depan, EBIT SIMP akan tumbuh 18%.Jovin juga memperkirakan, pendapatan SIMP tahun ini akan turun 6,86% menjadi Rp 12,89 triliun. Pun laba bersih akan  susut 77,09% menjadi Rp 265 miliar.Tahun 2014, diprediksi pendapatan SIMP sebesar Rp 16,25 triliun dengan laba bersih tumbuh 375,47% menjadi Rp 1,26 triliun. Dus, Jovin pun merekomendasi buy saham SIMP dengan target harga Rp 920 per saham.Analis Nomura, Muzhafar Mukhtar juga merekomendasikan buy saham SIMP dengan target Rp 1.300 per saham. Sedangkan, Joseph merekomendasikan hold dengan target Rp 930 per saham. Kemarin, harga SIMP anteng di posisi Rp 830 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yuwono Triatmodjo