Simpanan bank di bank sentral gendut



JAKARTA. Penempatan dana industri perbankan di Bank Indonesia (BI) terus menunjukkan peningkatan. Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya, membukukan pertumbuhan dana menganggur yang cukup pesat di BI.

Pada akhir tahun 2013, penempatan dana BRI di BI masih berjumlah Rp 69,82 triliun. Namun, pada akhir Desember 2014, jumlah dana BRI yang parkir di BI naik 42,23% menjadi Rp 99,31 triliun. Jumlah ini setara 12,76% dari total aset BRI.

Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI menjelaskan, penempatan dana di BI memang merupakan salah satu alternatif instrumen likuid berkualitas tinggi untuk pengelolaan aset.


Apalagi, dana BRI berlebih karena tahun lalu, BRI mencanangkan sebagai tahun dana, yakni berupaya menggenjot pertumbuhan dana ketiga (DPK) semaksimal mungkin. "Simpanan BRI bisa tumbuh 23,4%, lebih tinggi dari pertumbuhan industri  yang 13,8%, mengacu data OJK per November 2014,” ujar Budi, Selasa (3/2).

Namun, BRI mengaku belum bisa mengoptimalkan fungsi perantara keuangan atau intermediasi  tahun lalu karena memprioritaskan kualitas kredit. BRI sangat berhati-hati dalam penyaluran kredit sepanjang tahun 2014. Hal ini, kata Budi, tergambar  dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL)  yang di bawah 2%.

Pada tahun ini, BRI masih akan selektif menyalurkan kredit sehingga penempatan dana di BI bisa bertambah. “Penempatan dana di BI akan sejalan dengan pertumbuhan aset,” imbuh Budi.

Penempatan dana menganggur Bank Danamon di BI juga naik. Dari laporan keuangan tahun 2014, jumlah dana yang ditempatkan Bank Danamon di BI tumbuh 3,58% dari Rp 12,90 triliun menjadi Rp 13,38 triliun.

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon mengatakan, pertumbuhan jumlah dana yang ditempatkan di BI karena Bank Danamon berupaya menjaga loan to deposit ratio (LDR) di level 90%–92%. "LDR akan dijaga di level itu, penempatan disesuaikan peningkatan pendanaan,” terang Vera.

Indah Budiasih Hermawan, Investor Relation Bank Danamon menambahkan, kenaikan penempatan dana di BI sebesar 4% adalah hal yang wajar. Ini terutama didorong oleh meningkatnya setoran Giro Wajib Minimum (GWM) di BI. "Jika dana pihak ketiga naik, otomatis GWM kami juga meningkat,” kata Indah.

Selain dua bank tersebut, penempatan dana oleh Bank Negara Indonesia (BNI) di BI juga menunjukan peningkatan. Pada akhir tahun lalu, jumlah dana BNI yang berada di BI meningkat 14,06% dari Rp 9,88 triliun di akhir 2013 menjadi Rp 11,27 triliun.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie