Simpanan bank di surat berharga diprediksi turun



JAKARTA. Sejumlah bank besar memproyeksi penempatan dana di surat berharga akan turun pada semester kedua 2017. Sebab, pada pertengahan tahun ini pertumbuhan kredit diproyeksi akan mulai kencang.

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, seiring pertumbuhan kredit yang mulai kencang, biasanya penempatan pada surat berharga akan turun.

"Kami memproyeksi sampai Juni 2017, pertumbuhan kredit BCA diproyeksi 9% year on year (yoy)," ujar Jahja, Rabu (14/6). Penempatan dana BCA di surat berharga mayoritas berupa surat berharga negara (SBN).


Senada, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk juga memproyeksi, penempatan dana di surat berharga akan menurun. "Hal ini seiring dengan strategi bank yang akan mendorong pertumbuhan kredit," ujar Parwati, Rabu (14/6).

OCBC NISP mengaku penempatan surat berharga mayoritas ada di instrumen BI dan surat utang negara. Secara umum, likuiditas OCBC NISP akan dijaga di tingkat optimal sesuai dengan pengelolaan risiko.

Sementara, Farida Thamrin, Senior Vice President Treasury PT Bank Mandiri Tbk memproyeksi, penempatan dana bank di surat berharga pada kuartal II masih akan relatif sama dengan posisi April 2017. "Ini karena adanya kebutuhan likuiditas Lebaran pada akhir kuartal II, sehingga belum dilakukan penambahan posisi di surat berharga," ungkapnya.

Hingga April 2017, penempatan dana 10 bank besar di surat berharga mencapai Rp 592,16 triliun atau naik 10,3% secara tahunan atau year on year (yoy). Jika dilihat dari nominal, kelompok BUKU IV masih mendominasi penempatan di surat berharga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini