Simpanan deposito Bank OCBC NISP tetap kencang



JAKARTA. Pertumbuhan deposito di Bank OCBC NISP di awal tahun tetap tinggi. Hingga akhir kuartal I-2015, pertumbuhan dana mahal ini jauh lebih tinggi dibanding giro dan tabungan.

Berdasarkan laporan keuangan Bank OCBC NISP, nilai simpanan deposito yang dihimpun periode Januari-Maret mencapai Rp 57,71 triliun atau tumbuh 44% year on year (yoy) dibanding Maret 2014 yang mencapai Rp 40,14 triliun.

Sementara tabungan dan giro yang dikenal dengan current account saving account (CASA), mencapai Rp 24,69 triliun atau tumbuh hanya 8,91% dibanding Maret 2014 yang mencapai Rp 22,67 triliun.


Tingginya laju pertumbuhan deposito menyebabkan pertumbuhan laba bersih Bank OCBC NISP yang tak terlalu tinggi. Hingga kuartal I-2015, laba bersih yang diperoleh meningkat 9% menjadi Rp 372 miliar dari sebelumnya Rp 341 miliar. Bahkan perolehan net interest margin (NIM) juga menurun dari 4,1% di kuartal I 2014 menjadi 3,8% dari kuartal I 2015.

Menurut Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, saat ini memang intinya terdapat perbedaan suku bunga deposito dan casa yang masih cukup jauh sehigga nasabah masih terinsentif untuk menaruh di deposito. "Disamping pergerakan ekonomi belum terlihat cepat sehingga kebutuhan dana untuk usaha belum segera. "Namun CASA sendiri memang kami inginkan tumbuh bertahap secara sehat, karena kami utamakan sustainabilitynya," kata Parwati pada KONTAN, Minggu (3/5)

Parwati mengakui NIM Bank OCBC NISP memang menurun sejak kuartal 4 2014. Tapi ia menegaskan di kuartal I-2015 tidak banyak beda dengan kuartal IV-2014. Parwati menegaskan upaya meningatkan perolehan CASA juga akan tetap dilakulan. "Ya CASA harus terus tumbuh tapi tumbh sehat dan berkesinambungan tadi," ujar Parwati.

Ia juga menekankan pertumbuhan laba bersih yang tak terlalu tinggi tak semata-mata karena tergerus biaya dana karena pertubuhan deposito yang tinggi. "Tetapi lebih karena pertumbuhan kredit kami yang tidak secepat dana pihak ketiga (DPK). "Ini seperti terlihat dari LDR kami yang turun dibawah 90%," pungkas Parwati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia