KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki awal tahun, jumlah simpanan nasabah perbankan terus meningkat. Hal ini terlihat dari perkembangan dana pihak ketiga (DPK) di sektor perbankan. Bank Indonesia (BI) mencatat, DPK perbankan mencapai Rp 7.110,7 triliun pada Februari 2022. Nilai itu meningkat 10,9% yoy, atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 11,7% yoy karena perlambatan giro dan simpanan berjangka. Tak berbeda, DPK PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga tumbuh melambat. Tercatat DPK BTN hanya tumbuh 0,40% yoy menjadi Rp 285,91 triliun pada Februari 2022. Mayoritas simpanan masih didominasi deposito yakni sebesar Rp 164,02 triliun.
Direktur Distribution & Funding BTN, Jasmin menyebut, perlambatan tersebut disesuaikan dengan pertumbuhan kredit. Untuk itu, perusahaan menjaga akses likuiditas tidak berlebihan dan beban bunga juga bisa dikurangi. "Likuiditas BTN saat ini masih cukup untuk mendukung ekspansi kredit," kata Jasmin, Jumat (25/3).
Baca Juga: Beri Rating Overweight, Ini Top Pick Saham Perbankan dari Maybank Sekuritas Tahun ini perusahaan menargetkan pertumbuhan DPK di kisaran 10% - 11%. Beberapa strategi telah dipersiapkan untuk mencapai target, termasuk penghimpunan dana murah (CASA) untuk menekan beban dana (COF). Selain itu, memacu pembukaan rekening tabungan bisnis dengan target ekosistem perdagangan, meningkatkan fitur
mobile banking dan penggunaan mesin Electronic Data Capture (EDC), kerjasama dengan merchant untuk meningkatkan transaksi nasabah. Kemudian meningkatkan pengguna aktif kartu debit melalui program promo, partnership dan masif marketing. Meningkatkan volume transaksi kartu debit melalui program promosi dan lainnya.
Sementara itu, DPK PT Bank CIMB Niaga Tbk (
BNGA) mencapai Rp 240,01 triliun, atau naik 19,40% yoy pada Februari 2022. Mayoritas simpanan berasal dari tabungan dan giro. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pertumbuhan simpanan nasabah memang sangat baik dan berasal dari CASA. Misalnya saja, giro tumbuh lebih dari 25% yang berasal dari operating bank account dan
cash management. "Dan tabungan juga tumbuh sangat kuat dari ritel yang berasal dari digital
channel dan
payroll," jelas Lani. Untuk itu, CIMB Niaga melengkapi dengan Super App OCTO Mobile untuk mendukung nasabah dalam menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan, termasuk dalam melakukan transaksi perbankan.
Baca Juga: Ekonomi Membaik, Kredit Konsumer Diyakini Menggeliat Tahun Ini PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan DPK sebesar 16,1% yoy pada Januari 2022. Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi mengatakan, khusus DPK konsumer pada simpanan tier sampai Rp 2 miliar tumbuh 8,5% yoy pada bulan pertama 2022.
"Kinerja ini berkontribusi 70,3% terhadap ekspansi simpanan DPK Konsumer. Sementara dari sisi jumlah rekening mendominasi lebih dari 90%," ujarnya. Menurutnya, kenaikan jumlah rekening secara bisnis ritel dikontribusi oleh penggunaan tabungan sebagai sarana transaksi nasabah. Hal ini didorong oleh semakin mudah dan beragamnya saluran pembukaan rekening tabungan. Kemudian didukung luasnya jangkauan akuisisi melalui seluruh outlet BNI yang tersebar di seluruh Indonesia. BNI juga telah melakukan pengembangan saluran akuisisi digital secara masif melalui pembukaan rekening Digital Face Recognition Mobile Banking. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari