KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan nasabah super kaya makin besar di perbankan nasional. Nilai simpanan mereka meningkat karena masih menahan investasi dan konsumsi sampai ekonomi kembali pulih. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan, simpanan nasabah kaya dengan
tearing nominal lebih dari Rp 5 miliar mencapai Rp 3.983 triliun atau meningkat hingga 14,2% secara yoy pada pada Juni 2022. Dengan peningkatan tersebut, nasabah kaya ini menguasai 51,88% dari total simpanan perbankan nasional senilai Rp 7.677 triliun pada Juni 2022. Angka ini meningkat signifikan dan melampaui nominal simpanan yang lebih kecil.
Baca Juga: Simpanan Bank Digital Melonjak, Mayoritas Berasal dari Nasabah Ritel Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kenaikan tersebut karena para nasabah menahan investasi dan konsumsi. Sehingga jumlah simpanan mereka meningkat pesat di perbankan. Menurut Purbaya, sejumlah industri lain, seperti farmasi dan komoditas juga mengalami peningkatan dari sisi pendapatan selama pandemi. Alhasil, simpanan di bank terus naik karena pendapatan yang mereka terima diparkir bank. Pada tahun 2022, Purbaya memperkirakan pola konsumsi dan investasi nasabah mulai kembali normal. Dengan begitu, simpanan nasabah akan terus tumbuh seiring pemulihan ekonomi dan terjaganya kepercayaan masyarakat pada industri perbankan. "Namun dengan tingkat pertumbuhan kembali normal seperti sebelum pandemi. Jadi, pertumbuhan simpanan nasabah kaya akan cenderung tumbuh lebih lambat," terang Purbaya.
Baca Juga: Sindikat Penipuan Nasabah Bank Via Klik WA Dibekuk, Waspadai Modusnya Berikut Ini Peningkatan ini juga dirasakan sejumlah bank besar. Bank BRI misalnya, mencatat pertumbuhan nasabah
wealth management lebih dari 13% secara
year to date (ytd). Hal itu membuat
asset under management (AUM) BRI tumbuh 10% ytd pada paruh pertama tahun ini. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut, mayoritas nasabah prioritas BRI adalah individu. Untuk itu, BRI terus melakukan kampanye pengelolaan dan perencanaan keuangan untuk seluruh nasabah di semua segmen. "Kami juga melengkapi platform
wealth management dengan model penilaian (
scoring) dan juga
data analytics," terang Aestika, Jumat (12/8). Dengan begitu, kata Aestika, inovasi ini memungkinkan BRI mengetahui profil dan kebutuhan nasabah berdasarkan risiko dan segmen pasar. Ia berharap strategi ini dapat memberikan solusi keuangan yang tepat bagi para nasabah.
Baca Juga: Buka Rekening Deposito Bunga Spesial, Cara Aman Siapkan Dana Darurat Sementara Bank Commonwealth mencatatkan pertumbuhan nasabah CommBank Premier sebesar 5% pada semester pertama 2022. Executive Vice President, Head of Investment, Funding, & Customer Value Management Bank Commonwealth Ivan Jaya menargetkan pertumbuhan
double digit untuk bisnis ini pada 2022. "Hal ini seiring dengan pengembangan fitur-fitur Premier Banking yang didukung teknologi terutama aplikasi SmartWealth yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai aplikasi reksadana terbaik di Indonesia," kata Ivan. Sejalan dengan itu, AUM Commonwealth juga tumbuh 5% secara ytd karena peningkatan instrumen reksadana saham rupiah. Tren investasi instrumen ini meningkat seiring dengan optimisme nasabah terhadap kondisi market dan indikator-indikator positif ekonomi Indonesia. Sampai dengan Juni 2022, simpanan nasabah lebih banyak berasal dari individu. Mereka adalah nasabah Premier Banking memilih sejumlah instrumen dengan imbal hasil menarik sesuai dengan indikator pemulihan ekonomi seperti reksadana saham berdenominasi Rupiah. Kemudian dalam beberapa bulan terakhir, obligasi pemerintah berdenominasi rupiah juga menarik minat nasabah. Sebab, pemerintah menahan laju inflasi sehingga pasar menjadi semakin bergairah. Secara dana taktis, nasabah prioritas ini menempatkan dananya pada produk tabungan yang memberikan bunga setinggi deposito yaitu Bonus Saver yang menawarkan fleksibilitas karena bisa ditarik kapan saja tanpa penalti dan bunga sampai 3,50% per tahun.
Baca Juga: LPS: Ruang Penurunan Suku Bunga Mulai Terbatas Tak berbeda, BNI juga torehkan kinerja positif. Hingga Juni 2022, AUM Emerald BNI naik 8% yoy dan tabungan Emerald tumbuh 11% yoy karena kenaikan simpanan mayoritas didorong oleh
upselling dan
upgrade dari nasabah
existing. General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan, akuisisi nasabah baru juga tumbuh seiring dengan pengembangan fitur baru portfolio
dashboard dan laporan konsolidasi di
mobile banking BNI. "Hal ini memberikan kemudahan mengakses seluruh portfolio nasabah mulai dari tabungan, deposito, investasi dan asuransi," jelasnya. Henny mengungkapkan, nasabah emerald seluruhnya merupakan nasabah perorangan. Saat ini kebanyakan nasabah lebih memilih menempatkan dana di tabungan dan deposito.
Baca Juga: Masyarakat Makin Melek Digital, Tren Menabung di Bank Digital Ikut Meningkat Diperkirakan investasi juga akan terus tumbuh signifikan. Sebab, kenaikan
yield pasar obligasi mendorong nasabah untuk menempatkan dananya di instrumen obligasi pemerintah pada tahun ini. Khusus nasabah dengan profil risiko tinggi, reksadana saham menjadi opsi yang menarik untuk mengoptimalkan potensi
return dari portofolio yang dimiliki. Terlebih, fitur investasi di BNI
mobile banking juga semakin menarik minat nasabah yang mulai mencoba berinvestasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati