Simpanan perbankan melaju di akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di pengujung tahun 2017 pertumbuhan tabungan perbankan masih ada di angka dua digit. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan tabungan perbankan di Oktober tumbuh 10,24% year on year (yoy). Perbankan pun terlihat memacu serapan tabungan dengan berbagai cara seperti tabungan berhadiah.

Sebut saja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), bank berkode BBNI ini mencatat pertumbuhan tabungan di bulan Oktober sebesar 10,12%. Menurut Wakil Direktur Utama BNI, Herry Sidharta, tahun ini pertumbuhan masih baik di dua digit. Tahun depan harapannya bisa tumbuh terus dan bertahan di dua digit.

“Untuk strategi, tabungan berhadiah masih ada, tapi peningkatan akan lebih pada transaksi digital agar dapat memenangkan kompetisi dalam pengumpulan dana pihak ketiga khususnya tabungan,” ujar Herry kepada Kontan.co.id, Selasa (26/12).


PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB) pun menargetkan pertumbuhan tabungan di tahun 2018 dapat tumbuh hingga dua digit. Menurut Direktur Bisnis Konsumer CIMB Niaga, Lani Darmawan, pihaknya menargetkan pertumbuhan tabungan di 2018 dapat tumbuh hingga 12% yoy.

“Per November tabungan kami tumbuh 7% yoy dan kami harapkan sekitar 9% sampai akhir tahun 2017. Tahun depan kami targetkan tumbuh sekitar 12%,” ujar Lani kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Lani menjelaskan, untuk meningkatkan tabungan pihaknya menyediakan installment saving dalam bentuk tabungan sehingga nasabah rutin secara bulanan untuk mengisi tabungan untuk jangka panjang seperti tabungan umrah dan pendidikan. Payroll dan cash management juga diandalkan serta aktif di komunitas melalui berbagai program.

Tidak ketinggalan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun mencatat pertumbuhan tabungan di bulan Oktober mencapai 9,98% yoy. Lebih baik dari September sebesar 9,28%. Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Perusahaan BCA, Jan Hendra menuturkan, kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana di BCA masih sangat baik.

“Kami selalu fokus kepada perbankan transaksional yang terus ditingkatkan dari segi kenyamanan, keamanan dan kehandalannya. Masyarakat mempercayakan dananya kepada kami dengan berpegang pada prinsip-prinsip tersebut,” ujar Jan Hendra.

Berbeda, PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) justru mencatatkan pertumbuhan tabungan yang negatif. Tercatat per Oktober 2017 pertumbuhan tabungan Bank Permata turun sebesar 5,83%. Kendati demikian, Bank Permata berupaya untuk menggenjot tabungan seperti dengan promosi serta digital banking.

Bianto Surodjo, Direktur Ritel Bank Permata bilang, tabungan merupakan salah satu fokus produk Bank Permata yang mana produk ini diperlukan untuk memberikan dana murah yang stabil. Pihaknya terus meluncurkan produk-produk dan program-program promosi yang inovatif agar memacu nasabah untuk menggunakan kartu debit sehingga saldo di tabungan akan terus meningkat. “Salah satu program yang kami jalankan adalah Program Cash Back 5%,” ujar Bianto.

Selain itu, pihaknya pun akan meningkatkan kapabilitas e-channels yang berfokus pada PermataMobile (mobile banking) dan PermataNet (internet banking). “Terus meningkatkan kemudahan dan pelayanan serta melengkapi produk-produk yang ada agar nasabah melakukan sebanyak mungkin aktivitas keuangan,” tutup Bianto.

Lebih optimis, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan pertumbuhan tabungan kurang lebih Rp 14 triliun atau sekitar 30% di tahun 2018. Sedangkan untuk dana murah, BTN menargetkan porsi akan naik hingga 52%.

Menurut Direktur BTN, Budi Satria, pihaknya tetap akan mendorong pertumbuhan dana murah atau current account, saving account (CASA) BTN agar meningkat terus porsinya terhadap dana pihak ketiga (DPK).

“Strategi tahun ini untuk meningkatkan tabungan dengan berbagai upaya untuk masuk ke kantong-kantong hunian dan masuk ke institusi tertentu. Serta di tahun depan dikombinaskan melalui pengembangan layanan digital banking. Mengingat porsi dana murah BTN saat ini masih di bawah 50%,” ungkap Budi.

Tercatat hingga Oktober 2017 BTN telah menghimpun tabungan sebesar Rp 34,43 triliun dengan pertumbuhan tabungan BTN hingga 21,84% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati