Sinabung terus meletus, 25.516 penduduk mengungsi



JAKARTA. Intensitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi. Gempa hybrid sebagai indikator pembentukan kubah lava mengalami penurunan pada Sabtu (11/1), namun gempa vulkanik dalam justru meningkat. Tremor masih terus terjadi, sehingga diprediksi Gunung Sinabung masih akan meletus dalam waktu dekat ini. "Status Awas (level IV) masih ditetapkan dengan radius 5 kilo meter (km) dan 7 km di sisi tenggara selatan harus kosong dari penduduk," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Pada Sabtu, ini terjadi erupsi beberapa kali di Gunung Sinabung dengan ketinggian 1-5 km, disertai luncuran awan panas ke arah tenggara-selatan 1-4,5 km dan ke timur 1 km.

Beberapa rumah di Desa Kutarakyat dan Namanteran rusak karena hujan pasir dan abu vulkanik 5-10 centimeter (cm) Beberapa desa di Kecamatan Namanteran terisolir karena akses jalan sulit dilalui.

Debu vulkanik tebal 5-10 cm menjadi lumpur terkena hujan. Ribuan hektar lahan pertanian dan perkebunan di Karo rusak. Hujan abu hingga Medan dan sekitarnya karena terbawa angin ke timur. Awan panas sudah masuk ke sungai di barat Berastepu sehingga timbul letusan sekunder karena kontak material panas dan air sungai.


Tidak ada korban jiwa dari dampak langsung erupsi Sinabung. Potensi lahar dingin makin nyata. Lembah-lembah sungai di sisi tenggara-selatan sudah banyak terisi material piroklastik. Warga dimintai tidak beraktivitas di sungai yang hulunya di Gunung Sinabung. Pengungsi Gunung Sinabung terus bertambah. Pada Sabtu sore ada  25.516 jiwa (7.898 KK) tersebar di 38 titik. Logistik mencukupi 2-7 hari ke depan. Beberapa titik pengungsian baru masih perlu tambahan logistik dan sarana. "Belum bisa dipastikan hingga kapan harus terus di pengungsian," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan