Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMAR) mengurangi jumlah penerbitan obligasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) merevisi rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan II SMART Tahap I Tahun 2020. Sebelumnya, dalam prospektus tanggal 4 Maret 2020, SMART berencana menerbitkan obligasi dengan nilai pokok Rp 1 triliun.

Akan tetapi, saat ini, emiten berkode saham SMAR ini hanya akan menerbitkan obligasi dengan jumlah Rp 775 miliar. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan II SMART dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 3 triliun.

Baca Juga: Kembangkan pabrik refinery dan biodiesel, SMART tawarkan obligasi Rp 1 triliun


Berdasarkan prospektus SMART, Senin (30/3), SMART menawarkan obligasi dalam dua seri. Seri A memiliki nilai pokok Rp 608,5 miliar bertenor tiga tahun dengan tingkat suku bunga tetap 8,5% per tahun. Kemudian, Seri B ditawarkan dengan nilai pokok Rp 166,5 miliar bertenor lima tahun dengan tingkat suku bunga tetap 9% per tahun.

Bunga obligasi akan dibayarkan tiap tiga bulan sekali terhitung sejak tanggal emisi, yakni 3 April 2020. Dengan begitu, pembayaran bunga pertama akan jatuh pada 3 Juli 2020. Obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dengan seluruh harta kekayaan SMART baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak.

Baca Juga: Tambah kapasitas pabrik biodiesel di Kalsel, Sinar Mas Agro targetkan rampung 2021

Sebesar 67% dana hasil penebitan obligasi ini atau sebesar Rp 519,25 miliar akan digunakan untuk belanja modal, seperti untuk meningkatkan kemampuan pabrik refinery SMART dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Hal ini dilakukan dengan penambahan proses crude palm oil (CPO) washing dan penggunaan sistem vacuum ice condensing di refinery SMART yang ada di Marunda-Jawa Barat, Belawan-Sumatra Utara, Surabaya-Jawa Timur, dan Tarjun-Kalimantan Selatan. SMART juga akan menambah polishing di refinery yang berlokasi di Tarjun.

Sebagian anggaran belanja modal ini telah diambil dari kas internal SMART. Oleh karena itu, sebesar 61% dari Rp 519,25 miliar dana obligasi tersebut bakal digunakan untuk mengganti kas yang telah digunakan dalam ekspansi bisnis ini. Sementara itu, sebesar 39% akan digunakan untuk penyelesaian belanja modal tersebut.

Kemudian, sisa 33% dari Rp 775 miliar akan digunakan untuk membiayai sebagian belanja modal lainnya, yakni untuk penambahan kapasitas pabrik biodiesel yang berlokasi di Tarjun sebesar 1.500 ton per hari.

Baca Juga: Anak Usahanya Raih Pinjaman Rp 3,1 Triliun, Smartfren (FREN) Siap Ekspansi Jaringan

Tanggal efektif obligasi ini jatuh pada 27 Maret 2020. Oleh karena itu, masa penawaran awal obligasi berlangsung sejak Senin, 30 Maret 2020 sampai dengan Selasa, 31 Maret 2020.

Lalu, tanggal penjatahan jatuh pada 1 April 2020 dan pengembalian uang pemesanan serta distribusi secara elektronik pada 3 April 2020. Kemudian, pencatatan di Bursa Efek Indonesia dilaksanakan pada 6 April 2020.

SMAR menunjuk CIMB Niaga Sekuritas, Sinarmas Sekuritas, dan Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi dan penjamin emisi efek. Sementara itu, Bank Mega berperan sebagai wali amanat. Obligasi ini mendapatkan peringkat Single A Plus (idA+) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati