KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen sawit, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (
SMAR) mengungkap bahwa hingga semester II-2023, negara China merupakan salah satu negara tujuan ekspor perseroan. Pinta S. Chandra selaku Investor Relations SMAR mengatakan produk ekspor perseroan ke China adalah berbagai macam produk turunan berbasis kelapa sawit. Tapi bukan dalam bentuk produk mentah. Sayangnya untuk besaran volume ekspor, Pinta tidak bisa memberikan angka spesifik.
Baca Juga: Laba Bersih Sinar Mas Agro (SMAR) Menurun 85,26% Per Semester I-2023 “Yang kita ekspor ada berbagai produk turunan baik untuk pangan, oleokimia, dan biodiesel,” kata Pinta saat dihubungi Kontan, Senin (28/08). Ia menambahkan, di pasar internasional, selain China produk perseroan dikirimkan ke lebih dari 60 negara dengan fokus utama di pasar-pasar yang berkembang. “Ya, seperti China, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Kanada, Amerika Serikat, Pakistan, India, berbagai negara di Eropa dan Afrika, dan sebagainya,” jelasnya. Untuk diketahui SMAR berhasil membukukan laba bersih periode berjalan di semester I-2023 sebesar Rp 284,21 miliar. Angka ini menurun 85,26% YoY dibandingkan laba bersih perusahaan per semester I-2022 yang mencapai nilai Rp 1,928 triliun. Tak hanya laba bersih, melansir dari laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI) penjualan bersih SMAR juga menurun. Diketahui, hingga semester I-2023 penjualan adalah sebesar Rp 32,6 triliun. Hasil ini menurun 9,7%
year on year (YoY) dibandingkan penjualan bersih perusahaan per semester I-2022 yaitu sebesar Rp 36,1 triliun. Penjualan bersih SMAR per semester I-2023 terdiri dari penjualan ekspor sebesar Rp 14,57 triliun dan penjualan domestik sebesar Rp 16,42 triliun. Dari sisi saham SMAR, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan penurunan kinerja itu dipengaruhi oleh sentimen kinerja penjualan SMAR, atau dalam hal ini topline-nya. “Faktor yang mempengaruhi penurunan kinerja topline SMAR berkaitan dengan pergerakan harga CPO dunia. Karena mengalami penurunan, disisi lain juga berhubungan dengan dinamika CPO domestik yang terjadi, karena CPO juga mengalami kondisi oversupply,” jelasnya saat dihubungi Kontan, Senin (28/08). Meski begitu, dari sisi kinerja ekspor, dalam hal ini kebijakan Tiongkok untuk meningkatkan jatah ekspor minyak sawit, sebenarnya menurut dia akan menjadi katalis terhadap emiten terkait CPO terutama dalam sisi ekspor, artinya akan menambah pendapatan atau top line. “Perlu lebih dimaksimalkan program B35 dan optimalisasi daya beli masyarakat atau daya beli konsumen,” jelasnya. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki juga mengatakan bahwa terjadi penurunan harga CPO kurang dari penurunan volume penjualan, sehingga efisiensi yang dilakukan emiten-emiten belum mampu membantu banyak kinerjanya sampai semester 1-2023.
Dari sisi ekspor penjualan ungkap dia mencapai sekitar 42% dari total penjualan di semester 1-2023, ini turun 47% jika dibandingkan di semester 1-2022. “Kenaikan permintaan CPO dan kenaikan
demand dari China diharapkan mampu mengembalikan porsi kontribusi ke level 47% seperti di semester 1-2022,” ungkap dia. Untuk solusi dari pemerintah, ia menambahkan penurunan bea keluar export CPO bisa jadi salah satu alternatif kebijakan dari pemerintah untuk meringankan beban para eksportir CPO. Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe juga mengamati produk penjualan SMAR. Ia mengatakan, bahan-bahan ekspor SMAR kebanyakan adalah hasil akhir dari sawit sehingga ini juga berdampak pada susahnya mendapatkan keuntungan lebih besar jika dibandingkan dengan emiten sawit yang menjual CPO atau PK. Untuk SMAR, dia penjualannya banyak hasil akhir sawit ya, seperti minyak goreng. Ini tidak terlalu besar keuntungannya karena harus ada stok (minyak),” katanya. Berikut rekomendasi saham SMAR dari sejumlah analis: - Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta Rekomendasi: HOLD Target harga: Rp 4.290 per saham - Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki Rekomendasi: HOLD Target harga: Rp 4.500 per saham
- PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe Rekomendasi: HOLD Target harga: Rp 4.500 per saham Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .