KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (
SMAR) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap kedua dengan total nilai Rp 2,5 triliun. Perusahaan yang kerap disebut dengan nama PT SMART Tbk ini menawarkan Obligasi Berkelanjutan III SMART Tahap II Tahun 2021 dalam tiga seri. Obligasi seri A memiliki nilai pokok Rp 477 miliar. Obligasi yang memiliki tenor 370 hari ini menawarkan tingkat bunga tetap 6% per tahun. Obligasi seri B memiliki nilai pokok Rp 1,065 triliun. Obligasi dengan tenor 3 tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap 8,5%.
Obligasi seri C memiliki nilai pokok Rp 958 miliar. Obligasi tenor lima tahun ini memiliki tingkat bunga 9% per tahun.
Baca Juga: Krisis Energi di Eropa, Harga CPO Kembali Cetak Rekor Baru SMART menunjuk empat penjamin pelaksana emisi obligasi pada penerbitan kali ini. Keempat
underwriter adalah BCA Sekuritas, CIMB Niaga Sekuritas, Sinarmas Sekuritas, dan Sucor Sekuritas. Masa penawaran umum obligasi ini akan berlangsung pada 13-14 Oktober 2021. Tanggal penjatahan obligasi akan jatuh pada 15 Oktober 2021. Distribusi obligasi secara elektronik dilakukan pada 19 Oktober 2021. SMART akan mencatatkan obligasi di Bursa Efek Indonesia pada 21 Oktober 2021. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan III SMART dengan target dana Rp 5 triliun. SMAR telah menerbitkan obligasi tahap pertama Rp 1,5 triliun pada Juni 2021. Sehingga masih tersisa Rp 1 triliun untuk penerbitan selanjutnya, jika ada. Baca Juga:
Sinar Mas Agro (SMAR) optimistis bisnis minyak goreng akan makin cerah SMART mengantongi penjualan bersih Rp 23,78 triliun pada semester pertama tahun ini. Pendapatan bersih SMAR melonjak 24,7% secara tahunan dari sebelumnya Rp 19,07 triliun.
Laba bersih emiten Grup Sinarmas ini bahkan melambung lebih dari 93 kali lipat atau 9.211% jika dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu. Lonjakan laba ini terutama disebabkan oleh penjualan yang melesat tinggi. Pada akhir Juni 2021, SMART memiliki total aset Rp 37,26 triliun. Ekuitas emiten sawit dan minyak goreng ini sebesar Rp 13,10 triliun dan liabilitas total Rp 24,16 triliun.
Baca Juga: Terbawa sentimen krisis energi, harga CPO pecah rekor Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati