Sinar Mas dan Sukanto Tanoto Bersaing Akuisisi Saham Produsen Tisu China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua perusahaan taipan Indonesia yakni Keluarga Sinar Mas dan Keluarga Sukanto Tanoto tengah bersaing mengakuisisi saham salah satu perusahaan tisu terkemuka di China.

Dilansir dari Bloomberg, Asia Pulp & Paper Co., (APP), anak usaha Sinar Mas Group milik mendiang miliarder Eka Tjipta Widjaja baru-baru ini membuat proposal awal untuk membeli kepemilikan signifikan di Vinda International Holdings Ltd.

"Mereka (APP) sedang dalam pembicaraan dengan pemberi pinjaman untuk membiayai potensi akuisisi dan telah menawarkan saham harga seharga lebih dari HK$ 20 per saham," ungkap sumber Bloomberg yang tidak ingin disebut namanya, dikutip KONTAN, Senin (13/11).


KONTAN berusaha mengonfirmasi isu tersebut kepada Managing Director Sinar Mas Group Saleh Husin. Namun, hingga tulisan ini dibuat, ia tidak menjawab pertanyaan seputar kabar rencana akuisisi Vinda oleh APP.

Baca Juga: Industri Kertas Siap Menyokong Kebutuhan Kertas di Hajatan Pemilu Tahun Depan

APP sendiri merupakan salah satu produsen pulp terbesar di dunia dan juga telah menjual tisu di China dengan merek Breeze dan Virjoy. Di Indonesia, Sinar Mas Group juga menjalankan bisnis pulp dan paper melalui dua emiten yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Di tengah kabar ekspansi Sinar Mas Group di bisnis tisu China, saham INKP terpantau  melesat 3,24% ke level Rp 8.750 per saham pada penutupan perdagangan Senin (13/11). Saham TKIM juga naik 1,32% ke level Rp 7.700 per saham pada hari ini.

Peminat Vinda tidak hanya APP, melainkan juga Royal Golden Energy (RGE) Pte yang dimiliki oleh Sukanto Tanoto. Ia dikenal sebagai pebisnis di berbagai sektor seperti energi dan minyak sawit.

Dalam situs resminya, RGE juga memiliki bisnis pulp dan paper melalui Asia Symbol yang didirikan di China pada 2005 silam. RGE juga menjalankan bisnis tersebut lewat Asia Pacific Resources International Holding Ltd (APRIL) yang memproduksi kertas merek PaperOne.

RGE dikabarkan sedang menyusun tawaran potensial untuk menjadi pengendali saham di Vinda. RGE sudah mulai unggul dibandingkan APP, mengingat putri pendiri RGE telah memiliki 7% saham Vinda dalam beberapa pekan terakhir.

Baik APP maupun RGE saling sikut untuk membeli saham dari pemilik mayoritas Vinda, yakni perusahaan produk perawatan pribadi asal Swedia, Essity AB. Bulan April 2023, Essity AB pernah menyebut bahwa kepemilikan sahamnya di Vinda sedang dalam peninjauan strategis.

Baca Juga: Kenaikan Kekayaan Konglomerat Sisakan Masalah Ketimpangan Ekonomi

Vinda tercatat memiliki nilai pasar hampir US$ 3 miliar di Hong Kong dan menjual tisu dengan berbagai merek, seperti Tempo dan Tork. Vinda juga memproduksi produk perawatan kewanitaan, perawatan bayi, dan inkontinensia.

Seiring isu akuisisi tersebut, saham Vinda naik 3,8% pada perdagangan Senin (13/11) pagi di Hongkong. Ini merupakan kenaikan intraday terbesar oleh Vinda dalam lebih dari dua minggu.

Selain APP dan RGE, kepemilikan saham Essity AB di Vinda telah menarik minat awal dari Suzano SA asal Brazil. Bain Capital, CVC Capital, dan DCP Capital juga dikabarkan berminat mengambil alih saham Essity AB di Vinda.

Belum ada kepastian bahwa salah satu pihak akan melanjutkan penawaran saham Vinda yang bersifat mengikat, termasuk APP dan RGE. Yang pasti, setiap pemilik saham utama baru harus bekerja sama dengan pendiri Vinda, Li Chaowang yang menggenggam sekitar 21% saham perusahaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .