Sinar Mas gandeng East Venture dan Yahoo Japan bentuk EV Growth



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinar Mas melalui perusahaan modal venturanya Sinar Mas Digital Ventures menggandeng East Ventures dan Yahoo Jepang untuk membentuk EV Growth. 

Didukung oleh tiga pemain berpengalaman di bidang modal ventura, EV Growth akan mulai aktif beroperasi di kuartal II-2018 dan menargetkan pengumpulan pendanaan dari para investor sebesar US$ 150 juta.

Sebagai wadah pendanaan modal ventura yang membidik perusahaan rintisan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, EV Growth dibentuk untuk memberikan suntikan modal bagi para pelaku start-up yang menjalani tahap pertumbuhan, khususnya di seri B ke atas. 


Saat ini sudah ada komitmen sebesar US$ 100 juta oleh ketiga perusahaan modal ventura. Dalam pendanaan tahap pertama, EV Growth diharapkan dapat berinvestasi di perusahaan rintisan dengan nilai investasi awal mulai dari US$ 5 juta sampai US$ 15 juta.

Franky Oesman Widjaja, penasihat senior Sinar Mas Digital Ventures sekaligus Chairman and Chief Executive Officer Sinar Mas Agribusiness & Food menyadari pentingnya peran teknologi dalam transformasi bisnis di Indonesia sejak beberapa tahun silam. 

Franky melihat ada kesempatan untuk mendongkrak pertumbuhan perusahaan start-up digital di Indonesia. "Semua lini bisnis dan prosesnya perlu digitalisasi," ucap Franky di Sinarmas Land Plaza, Kamis (22/3).

Oleh karena itu Sinar Mas, melalui Sinar Mas Digital Ventures menggandeng East Ventures dan Yahoo Jepang untuk membangun ekosistem yang lengkap dalam mempercepat pertumbuhan industri teknologi di Indonesia. 

Kolaborasi ini didasarkan oleh asas kepercayaan serta rekam jejak hubungan bisnis yang telah terjalin baik antara Sinar Mas, East Ventures dan Yahoo Jepang sejak tujuh tahun silam.

Pada 2017, total pendanaan yang mengalir ke perusahaan rintisan berbasis teknologi di Asia Tenggara mencapai US$ 7,9 miliar, meningkat empat kali lipat dari nilai di 2015. Singapura dan Indonesia mendominasi dimana 71,2% dari total dana mengalir ke Singapura dan 22,1% masuk ke Indonesia. 

Meski demikian, dari seluruh investasi yang mengalir, hanya 8% jumlah pendanaan yang tersalurkan ke pendanaan seri B ke atas. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang menghambat percepatan pertumbuhan start-up digital di Indonesia.

Willson Cuaca, Managing Partner dan Pendiri East Ventures menegaskan dibanding negara lain, Indonesia dipastikan memiliki banyak unicorn. Dan perkembangan jumlahnya akan semakin lebih cepat jika mengatasi hambatan GAP funding.

"Kalau dilihat dari era digital ekonomi, di South Asia ada enam sampai tujuh unicorn dimana empat diantaranya berada di Indonesia. East Venture sudah memberikan pendanaan ke lebih 120 start-up dimana ada tiga unicorn yang dihasilkan. Namun masih ada gap dalam hal funding seed, series A dan series B. Agar gap bisa diakomodasi kami bentuk EV Growth," sebut Wilson kepada awak media.

Wilson berharap dengan adanya EV Growth akan lebih cepat terciptanya unicorn baru dengan kualitas terbaik. Karena semua pihak bisa menjadi eksekutor untuk menginvestasi. "EV Growth bukan funding Sinarmas, melainkan semua investor lokal atau manapun bisa bergabung. Dan harapannya Indonesia lebih cepat mendapat unicorn sebab adanya EV Growth ditargetkan ada 15-20 start-up yang diberi suntikan modal," pungkas Wilson.

Sementara itu, Roderick Purwana, Managing Partner Sinar Mas Digital Ventures bilang, saat ini EV Growth telah berinvestasi pada lima perusahaan rintisan." Kami akan mulai memburu lebih banyak lagi perusahaan rintisan yang membutuhkan permodalan untuk berkembang," tandas Roderick. Sayang, Roderick tidak menyebut detail start-up yang dimaksud.

Dalam kesempatan tersebut, Shinichiro Hori, CEO YJ Capital, mengaku alasan bekerjasama membentuk EV Growth di Indonesia tak lepas karena perkembangan jumlah unicorn di Indonesia yang semakin pesat. "YJ Capital hanya bergabung dengan mitra terbaik. Kami yakin kolaborasi dengan Sinar Mas serta East Ventures dapat memberikan hasil yang optimal. Kami datang tidak hanya dengan memberikan pendanaan tetapi juga berbagi pengalaman panjang Yahoo Jepang di bidang internet, serta tata cara mengelola perusahaan dengan baik dan sehat," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi