MOMSMONEY.ID - Sinar Mas selalu berupaya untuk mengedepankan inovasi dan kolaborasi. Salah satunya, dengan melakukan transformasi digital UMKM di Indonesia. Saat ini, perkembangan teknologi tengah bergerak sangat cepat sehingga melahirkan banyak digital opportunities. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan peluang ini sebagai wadah untuk tumbuh dan berkembang, khususnya bagi sektor UMKM.
Board Member Sinar Mas Franky Widjaja menegaskan, Sinar Mas selalu berupaya untuk mengedepankan inovasi dan kolaborasi. "Dengan digitalisasi, kita bisa lebih inklusif kepada UMKM, sejalan dengan program UMKM naik kelas yang telah di-
launching oleh Bapak Presiden Jokowi pada 3 Oktober 2022," ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (5/7).
Baca Juga: Sinar Mas Digital Day Mengintip Ragam Teknologi Digital yang Diadopsi Sinar Mas Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid mengungkapkan, kemungkinan besar, transformasi digital bagi masa depan Indonesia lebih dari sekadar tren yang berlalu. Data dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada 2025 menyatakan, transformasi digital dapat menghasilkan nilai hingga US$ 100 triliun secara global untuk bisnis dan masyarakat. Untuk Indonesia, Arsjad bilang, manfaat transformasi digital sudah terlihat jelas. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh menjadi US$ 130 miliar pada 2025, mengutip laporan Temasek, Google, dan Bain & Company. "Kami juga mengakui komitmen teguh Sinar Mas yang tidak hanya beradaptasi dengan era digital, tetapi juga mendorong perubahan, khususnya dalam mendukung transformasi digital di segmen UMKM melalui sistem kemitraan terpadu yang inklusif," katanya. Program bantuan ini bertujuan mengembangkan ekosistem inklusif dengan mengintegrasikan UMKM ke dalam ekonomi digital. "Sehingga, tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memupuk masyarakat yang seimbang yang diberdayakan oleh alat-alat digital," ucap Arsjad.
Baca Juga: Sinarmas Sekuritas Perluas Akses Investasi Saham dan Reksadana melalui SimInvest Melalui upaya yang signifikan ini, dia menegaskan, langkah Sinar Mas menjadi contoh kepemimpinan aktif dan semangat kolaboratif yang mendorong Indonesia menuju masa depan digital yang makmur. Sebab, transformasi digital merupakan kunci untuk membuka masa depan Indonesia, karena bisnis pada skala UMKM akan menjadi tulang punggung ekonomi dengan menyerap jutaan tenaga kerja, dan memberikan kontribusi yang signifikan pada PDB. "Oleh karena itu, transformasi digital bagi UMKM sangatlah penting. Peran kami sebagai sektor swasta adalah menciptakan lingkungan yang mendorong eksplorasi dan inovasi, memungkinkan bisnis-bisnis untuk menjelajahi lanskap digital dengan efektif," sebiut Arsjad. Namun, perjalanan menuju pemanfaatan transformasi digital secara penuh tidaklah mudah dan masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti infrastruktur koneksi, peningkatan literasi digital, dan penyesuaian regulasi. "Meskipun hal ini akan membukakan peluang bagi upaya bersama membangun infrastruktur digital yang kuat guna mengatasi kesenjangan keterampilan digital dan memperjuangkan kebijakan yang mendorong inovasi digital," tegasnya.
Baca Juga: Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG (LIFE) Bagikan Dividen Sebesar Rp 371,7 Miliar Chief Executive Officer (CEO) Smartfren Alim Gunadi menambahkan, inisiasi Smartfren Business hadir untuk merangkul UMKM pada ranah digital melalui UMKM Bisa. "Smartfren Business juga punya solusi untuk UMKM, membangun UMKM kita untuk digitalisasi karena tahun 2025 kita berkeinginan pertumbuhan ekonomi naik sekitar 25%," ujarnya. "Kita melakukan gerakan UMKM Bisa. Bisa itu singkatan Bina Usaha, tapi
tagline Bisa ini kan panjang, bisa bermakna semuanya, bisa naik kelas, bisa go digital, bisa dapat pendanaan, bisa tambah cuan dan bisa yang lain juga gitu ya," imbuh dia.
Menurut Alim, solusi yang diberikan Smartfren mencakup berbagai lini. Baik bekerjasama dengan KoinWorks untuk mendapatkan
peer-to-peer lending, juga melakukan pembinaan digital menggunakan berbagai aplikasi yang memudahkan operasional UMKM. "Nah, setelah mendapatkan pendanaan, mereka melakukan penjualan, solusi berikutnya ada POS untuk
smart accounting, kemudian
smart retail information system (SRIS) untuk bayar BPJS dan pajak penghasilan. Jadi, yang tadinya manual menjadi digital," terangnya. Dengan bantuan melalui dua pola, yaitu pendampingan melekat dan pengawasan melekat, Alim berharap, ke depan, UMKM dapat naik kelas, berkembang hingga mampu masuk ke rantai pasok industri pasar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Andy Dwijayanto