Sinarmas bakal merger BRAU dan GEAR



JAKARTA. Sinarmas tak sekedar berbaik hati melunasi utang PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Jika memiliki mayoritas saham ARMS, konglomerasi milik keluarga Widjaja ini punya misi untuk menggabungkan ACE dengan unit usahanya yang tercatat di Bursa Efek Singapura, Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR). GEAR adalah perusahaan tambang batubara yang semula bernama United Fiber System Limited. Dengan merger, Sinarmas akan memiliki aset batubara yang sangat besar. Saat ini, Sinarmas memiliki perusahaan batubara bernama PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), yang berada di bawah kendali PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).  Sinarmas memang sedang menggenjot pasar energi. Emiten ini membidik untuk membangun pembangkit tenaga listrik baru. Nilai investasinya bisa mencapai US$ 1 miliar. Nantinya, batubara itu digunakan untuk kebutuhan ekspansi power plant dan dipasok ke dalam negeri.

Sinarmas sudah menyiapkan skema restrukturisasi obligasi BRAU. Skema yang diajukan mirip dengan proposal yang ditawarkan Nathaniel Rothschild. Pasalnya, proposal restrukturisasi awal yang ditawarkan Nat sudah disambut baik oleh pemegang obligasi (bond holder). Namun bedanya, Sinarmas menawarkan harga saham lebih tinggi dari Nat.

Restrukturisasi surat utang senilai US$ 450 juta yang akan jatuh tempo pada Juli mendatang dan US$ 500 juta pada tahun 2017 itu belum kunjung pasti. Di tengah mepetnya waktu jatuh tempo, Sinarmas Grup mengklaim berada di garis depan untuk menyelamatkan aset BRAU. Fuganto Widjaja, Direktur Sinarmas Grup mengatakan, pihaknya optimistis bisa mengambil alih mayoritas saham Asia Resource Minerals Plc (ARMS), induk BRAU. Pengambilalihan ARMS diklaim akan membantu BRAU dalam menyelesaikan utang jatuh temponya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana