Sinarmas bangun pabrik fatty acid dan alcohol



JAKARTA. Grup usaha milik taipan Eka Tjipta, Sinar Mas Group, kian serius untuk mengembangkan produk-produk turunan minyak kelapa sawit (CPO) pada tahun ini. Setelah mendapatkan kontrak perjanjian dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memasok CPO sebagai bahan bakar pembangkit listrik, Sinar Mas juga akan mengembangkan produk turunan CPO ini dengan membangun hilirisasi pabrik pengolahan (smelter) fatty acid dan fatty alcohol di Indonesia.Menurut Managing Director PT Sinar Mas Group, Gandi Sulistiyanto, untuk proyek pengolahan produk turunan itu, perusahaan telah merogoh kocek sebesar US$ 400 juta. "Untuk pembangunan pabrik fatty acid nilai investasi sebesar US$ 100 juta. Sedangkan, fatty alcohol mencapai US$ 300 juta," ujarnya pada acara Investor Forum 3, Rabu (22/1) ini.Untuk membangun pabrik pengolahan itu, kata Gandi, Sinar Mas mendapat sokongan dana dari luar. "Ada pinjaman dari luar, tapi belum bisa kami sebut," kata dia.Menurutnya, pabrik pengolahan ini akan berada di bawah lini bisnis Agro, tapi bukan di dalam PT Sinarmas Agri-Resources and Technology Tbk (SMART).Adapun, smelter asam lemak atau fatty acid yang telah dibangun sejak kuartal III-2012, akan mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2014. Sedangkan, pabrik fatty alcohol yang dibangun dari kuartal IV-2012, diperkirakan akan selesai pada kuarta III-2015. Sayang, ia belum dapat menyebut kapasitas produksi yang akan dihasilkan dari kedua pabrik tersebut. Yang pasti, sebagian besar, dua produk turunan oleokimia dasar ini akan diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Cina , India, dan Eropa. Namun, masih ada distribusi untuk domestik.Sekadar info saja, fatty acid dan fatty alcohol merupakan turunan dari oleokimia dasar, dimana oleokimia juga merupakan hasil kimia dari minyak kelapa sawit (CPO). Fatty acid umumnya digunakan untuk industri makanan, kosmetik, dan sabun, dan keperluan produksi plastik, karet, dan pelumas. Sementara, fatty alcohol untuk detegen cair, sampo, dan kosmetik.Adapun, prospek pasar fatty alcohol masih sangat menjanjikan. Berdasarkan Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI), pasar utama produk fatty alcohol dunia tahun 2000 adalah Amerika Seikat, Jepang, Perancis, Jerman, Italia, Inggris, Spanyol, Belgia, Meksiko, Belanda, dan Brasil. Berbagai negara ini menyerap 79,6% dari total volume impor fatty alcohol dunia. Sementara, pasar utama produk fatty acid merupakan Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, Spanyol, Singapura, dan Denmark, yang menyerap 59,8% total volume impor fatty acid dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia